Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Coba Membakar Kuil Yasukuni, Pria China Ditangkap

Kompas.com - 12/12/2018, 13:36 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Seorang pria China ditahan setelah dituduh menjadi penyebab kebakaran di sebuah kuil perang Jepang di Tokyo, Rabu (12/12/2018).

Pria berusia 55 tahun itu diduga membuat api dengan cara membakar tumpukan koran di dalam Kuil Yasukuni.

Kuil ini kerap digunakan untuk menghormati 2,5 juta warga Jepang yang tewas semasa Perang Dunia II.

Namun, kuil ini kerap memicu kontroversi karena juga digunakan untuk memuja orang-orang yang oleh sebagian kalangan dianggap sebagai penjahat perang.

Baca juga: Setelah Kritik Kaisar, Kepala Pendeta Kuil Kontroversial Jepang Mundur

Kantor berita Jiji Press dan lembaga penyiaran publik NHK melaporkan polisi menangkap pria itu dan api dengan cepat dipadamkan.

Sejauh ini tidak dilaporkan adanya kerusakan bagunan kuil atau korban luka dari pengunjung tempat itu.

Juru bicara Kuil Yasukuni membenarkan insiden itu tetapi enggan memberikan komentar lebih rinci karena polisi masih melakukan penyelidikan.

Sedangkan kepolisian Tokyo menolak untuk memberikan konfirmasl terkait peristiwa ini.

Sementara itu, para pejalan kaki yang berada di sekitar juil mengatakan, pria itu sempat membawa spanduk yang memprotes pembantaian Nanjing pada 1937.

Pemerintah China mengatakan, 300.000 orang warga sipil tewas dalam pembunuhan, pemerkosaan, dan penghancuran yang berlangsung selama enam pekan.

Kengerian itu terjadi pada Desember 1937 setelah pasukan Jepang merebut kota Nanjing.

Sejumlah akademisi ternama memperkirakan jumlah korban tewas tak mencapai 300.000, sehingga jumlah ini terus menjadi perdebatan.

Peristiwa Nanjing ini terus menjadi sumber perdebatan panas di antara Jepang dan China terutama terkait skala kekejamannya.

Bahkan, para tokoh konservatif Jepang selalu membantah bahwa pembantaian di Nanjing pernah terjadi.

Meski kerap bersitegang soal masalah sejarah dan wilayah, hubungan antara Tokyo dan Beijing mulai membaik beberapa tahun belakangan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com