Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuil Buddha di Myanmar Ini Jadi Nirwana bagi Ular Piton

Kompas.com - 18/10/2018, 13:40 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

YANGON, KOMPAS.com - Di wilayah Yangon, Myanmar, kuil Buddha ini dikunjungi peziarah yang ingin menyampaikan permintaan.

Namun berbeda dengan kuil biasanya, mereka berdoa dan berharap di ruangan yang dipenuhi ular piton.

Melansir AFP, Kamis (18/10/2018), para pengunjung harus menyeberangi jembatan menuju ke tengah danau untuk mencapai kuil dengan banyak ular piton yang menjalar di lantai kuil dan berkerumun di jendela.

Baca juga: Satu Keluarga Rohingya Dilaporkan Kembali ke Myanmar dari Bangladesh

"Orang-orang datang ke sini karena mereka yakin doa akan terkabul saat mereka meminta sesuatu," kata Sandar Thiri, seorang biksu yang tinggal di pagoda Baungdawgyoke.

Penduduk setempat menyebut pagoda itu dengan sebutan kuil ular. Aturan mengharuskan pengunjung hanya boleh meminta satu hal, tidak lebih.

"Orang hanya dapat meminta satu hal, tidak banyak hal. Jangan serakah," ucap Thiri.

Di ruang utama kuil terdapat pohon dengan patung-patung kecil Buddha di sekelilingnya.

Sementara, ular-ular bergerak perlahan melewati dahan. Lidah hewan melata itu terlihat keluar masuk, sambil memandang para pengunjung kuil yang bersujud.

Ular berkerumun pada jendela pagoda Baungdawgyoke, Yangon, Myanmar. (AFP/Ye Aung Thu) Ular berkerumun pada jendela pagoda Baungdawgyoke, Yangon, Myanmar. (AFP/Ye Aung Thu)
Banyak penduduk yang menganggap kehadiran puluhan ular piton berukuran hingga tiga meter sebagai tanda dari kekuatan pagoda.

Win Myint (45) selalu datang ke Baungdawgyoke sejak masih kecil.

"Sekarang saya lebih tua dan saya datang untuk memberikan persembahan, yang telah membuat beberapa harapan saya menjadi kenyataan," ucapnya.

Seorang biksu nampak tidur di kursi dengan dua ular melingkar di kakinya. Tubuh hewan itu terselip uang 1.000 kyat atau sekitar Rp 9.600, yang berasal dari pengunjung kuil.

Nay Myo Thu, seorang petani berusia 30 tahun, yakin akan menerima nasib baik dengan membawa ular yang dia temukan di ladangnya ke kuil, dan bukannya membunuh mereka.

Dia mengaku mengikuti keyakinan Buddha bahwa semua hewan adalah makhluk hidup yang dapat bereinkarnasi sebagai manusia.

"Saya tidak ingin membawa kemalangan dengan membunuh makhluk hidup," katanya.

Baca juga: Kritik Pemerintah Melalui Pemberitaan, Tiga Jurnalis Myanmar Ditahan

"Menangkap dan memberikan ular (ke kuil) membawa saya nasib baik sebagai gantinya," imbuhnya.

Sementara, otret ular meringkuk di samping biksu yang bermeditasi mengingatkan kembali tentang sebuah cerita dalam mitologi Buddha, ketika Sang Buddha duduk di bawah pohon untuk bermeditasi.

Menurut legenda, saat hujan mulai turun, seekor ular kobra melindungi Buddha dengan melingkari tudung lebar di atas kepalanya sebagai tempat berlindung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com