Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/05/2018, 20:00 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia, Jumat (25/5/2018), mengatakan Belanda tak memberikan bukti kuat terkait tudingan Moskwa berada di balik ditembak jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 2014.

"Menteri luar negeri Belanda Stef Blok menelepon saya hari ini," kata Menlu Rusia Sergei Lavrov kepara jurnalis di St Petersburg.

"Pada dasarnya Belanda tak ragu lagi bahwa misil BUK berasal dari Rusia. Saya bertanya soal bukti yang mendukung klaim itu. Dia tak memberi saya fakta apapun," tambah Lavrov.

Lavrov kemudian menuduh Belanda menggunakan tragedi yang menewaskan 298 orang itu untuk kepentingan politik negeri tersebut.

Baca juga: Putin: Rusia Harus Dilibatkan dalam Penyelidikan MH17

Pada Kamis (24/5/2018), para penyelidik internasional untuk pertama kali mengatakan bahwa misil BUK buatan Rusia yang menghancurkan Boeing 777 itu pada 17 Juli 2014 berasal dari sebuah brigade militer Rusia di Kursk.

Pangkalan brigade militer itu sendiri berada 500 kilometer di sebelah selatan ibu kota Rusia, Moskwa.

Pernyataan para penyidik itu, pemerintah Belanda kemudian menegaskan, Rusia bertanggung jawab langsung atas tragedi itu.

Pernyataan pemerintah Belanda ini kemungkinan besar bisa memicu langkah hukum terhadap Rusia.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, negeri itu seharusnya dilibatkan dalam tim yang menyelidiki penyebab jatuhnya Malaysia Airlines MH17 itu.

Baca juga: Rusia Bantah Rudalnya Hantam Malaysia Airlines MH17

Rusia sudah berulang kali mengatakan, tidak ada sistem persenataan BUK yang melintasi perbatasan negeri itu menuju ke Ukraina.

Rusia memiliki banyak teori soal penyebab tragedi itu termasuk menuding pemerintah Ukraina yang berada di balik bencana tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com