Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"2 Sahabat Saya Sudah Tidak di Sini Lagi"

Kompas.com - 26/02/2018, 19:18 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PARKLAND, KOMPAS.com - Ribuan murid dan orangtua murid kembali ke SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida, Minggu (25/2/2018).

Di SMA tersebut, remaja 19 tahun bernama Nikolas Cruz menyerang menggunakan senapan serbu AR-15 saat Hari Valentine (14/2/2018).

Akibatnya, 17 orang murid dan guru tewas, dan menjadi salah satu 10 penembakan massal paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat (AS).

Adapun Cruz, yang notabene adalah mantan siswa di Marjory, dituntut dengan 17 dakwaan pembunuhan berencana.

Diberitakan The Independent, murid dan orangtua mereka melintasi tiga bangunan yang menjadi saksi bisu penembakan, dan kini telah dipasangi kawat berduri.

Baca juga : Insiden Penembakan Massal, Polisi di Florida Bawa Senjata ke Sekolah

Sekolah memang bakal dibuka kembali pada Rabu nanti (28/2/2018). Namun, sejak Minggu, mereka kembali untuk mengemasi barang-barang yang tidak sempat dibawa ketika melarikan diri.

"Melihat bangunannya saja sudah sangat mengerikan," ujar siswa bernama Francesca Lozano kepada Associated Press via The Independent.

Orangtua murid meminta bangunan lokasi penembakan dihancurkan, dan dibangun tugu peringatan di sana.

17 orang berpakaian putih laksana malaikat berdiri di depan tempat peringatan penembakan di luar sekolah.

Penyelenggara acara, Terry Decarlo, berkata kalau pakaian putih tersebut didedikasikan kepada 17 korban tewas.

Melalui aksi teatrikan tersebut, Decarlo menyatakan kalau para korban itu senantiasa berada dalam lindungan malaikat Tuhan.

Adapun 17 orang yang berpakaian seperti malaikat merupakan korban selamat dari insiden penembakan klub malam Pulse di Orlando.

Insiden yang terjadi pada 12 Juni 2016 tersebut menewaskan 50 orang, termasuk si pelaku Omar Mateen.

Baca juga : Kami Tidak Tahu Telah Menerima Monster di Rumah Kami

Sammy Cooper, siswa lainnya menuturkan dia bakal mencoba bersekolah Rabu nanti meski terasa sangat berat.

"Dua sahabat saya sudah tidak di sini lagi. Namun, saya bakal berusaha mengatasinya," kata Cooper yang mengambil bukunya di dalam kelas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com