Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Pembunuh Belia

Kompas.com - 15/02/2018, 20:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis


6. Alyssa Bustamante, 15 Tahun (2009)
Bustamante sengaja membawa tetangganya, Elizabeth, ke sebuah hutan, dan kemudian membunuh dengan cara mencekik dan menikamnya.

Bustamante kemudian menguburkan jenazah bocah sembilan tahun itu dalam sebuah kuburan yang tidak terlalu dalam.

Setelah itu, dia menuliskan tindakannya di buku harian-nya. "Saya baru saja membunuh orang. Saya tidak tahu perasaan saya saat itu," tulis Bustamante.

Namun, dia kemudian menulis lagi bahwa membunuh merupakan sebuah pengalaman yang sangat menyenangkan.

Daily Mirror memberitakan, Bustamante, yang berasal dari Missouri, adalah remaja bermasalah yang mempunyai sejarah depresi, dan percobaan bunuh diri.

Ibu Olten, Patty Preiss, menyebut Bustamante sebagai monster yang jahat, dan langsung membencinya sejak sidang perdana.

Bustamante kemudian terbukti melakukan pembunuhan tingkat satu, dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Baca juga : Pembunuh Berantai Florida Ditangkap Setelah Terlihat di Restoran Cepat Saji

7. Jesse Pomeroy, 11 Tahun (1871)
Merupakan anak seorang veteran Perang Saudara di AS, Pomeroy melakukan pembunuhan brutal terhadap seorang anak di Boston.

Dia ditangkap pada 1872, dan dijatuhi hukuman dengan dikirim ke sekolah anak-anak nakal.

Koran setempat, The Boston Globe, mengabadikan persidangan tersebut, dan menulis di akhir artikel "tidak diragukan lagi anak ini punya masalah mental".

Dua tahun berselang, Pomeroy kembali ke keluarganya. Namun, dia kembali melakukan pembunuhan terhadap dua anak, Mary Curran (10), dan Horace Mullin (4).

Pomeroy memenggal kepala dua bocah itu, dan menyembunyikan jenazah mereka di ruang bawah tanah rumahnya.

Pomeroy yang terbukti melakukan pembunuhan tingkat satu awalnya dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung.

Namun, di 1876, pengadilan menurunkannya menjadi seumur hidup di sebuah tempat pengasingan.

Baca juga : Jasad Pembunuh Massal Charles Manson Bisa Jadi Penelitian Medis

8. Morgan Leppert, 15 Tahun (2009)
Leppert dan pacarnya, Toby Le Lowry (22), membunuh seorang kakek bernama James Stewart secara brutal di Florida.

Stewart ditemukan dengan luka tusukan. Di hadapan penyidik, Leppert menuding pacarnya yang memintanya membunuh kakek 62 tahun itu.

"Ya ampun, saya bahkan tidak sanggup menusuknya. Namun, dia terus mendesak saya melakukannya," kata Leppert dalam sebuah rekaman.

Leppert melemparkan semua kesalahan ke Lowry, yang juga bersaksi menentangnya agar terhindar dari hukuman mati.

Namun, pada akhirnya, pasangan itu mengakui terpaksa membunuh Stewart untuk mencuri mobilnya.

Baca juga : Vokalis Metallica Bermain dalam Film Pembunuh Berantai Ted Bundy

9. Willie Bosket, 15 Tahun (1978)
Bosket lahir di Harlem, New York. Ayahnya menjadi narapidana kasus pembunuhan terhadap dua orang ketika Bosket masih dalam kandungan.

Kondisi itu membuat Bosket muda tumbuh sebagai remaja bermasalah. Kepada polisi, dia selalu berkata bakal mengikuti jejak ayahnya sebagai pembunuh.

Ucapan itu terbukti ketika dia berusia 15 tahun. Bosket menembak mati dua orang ketika berusaha merampok mereka.

Dia juga membunuh seorang pekerja transportasi sebelum aksinya dihentikan oleh polisi.

Saat itu, pengadilan menjatuhkan hukuman kepada Bosket lima tahun kurungan di penjara anak-anak.

Vonis Bosket ditentang karena dianggap melanggar Hukum Penjahat Remaja 1978. Dalam peraturan itu, remaja yang berusia di atas 13 tahun bisa disidang dengan dakwaan orang dewasa.

Pasca-bebas di umur 20 tahun, Bosket kembali mengulangi kehidupannya sebagai penjahat.

Puncaknya, dia dijatuhi hukuman seumur hidup setelah menyerang dan membakar orang di 1989.

Baca juga : Lima Hari Berlalu, Polisi Belum Temukan Pembunuh Maryati

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com