Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Development di Singapura Rayakan Ultah Ke-10

Kompas.com - 04/12/2017, 10:48 WIB
Ericssen

Penulis


SINGAPURA, KOMPAS.com - Selain sibuk bekerja dan sesekali bersantai, tidak sedikit Buruh Migran Indonesia (BMI), atau Penatalaksana Rumah Tangga (PRT), di Singapura yang mengambil program pendidikan untuk meningkatkan ilmu dan keterampilan mereka.

Ketika menghadiri acara wisuda tahunan serta perayaan ulang tahun ke-10 Development Program, atau Sekolah Development di The Pavilion, Far East Square, Minggu (3/12/2017), Kompas.com berkesempatan mewawancarai dua orang BMI yang sedang mengikuti program pendidikan ini.

Diah Lestari bukanlah sosok asing. Perempuan berpostur mungil dari Banyuwangi ini pernah menjadi perbincangan pada 2013 ketika mampu menembus babak Grand Final kompetisi Wismilak Diplomat Success Challenge.

Perempuan berusia 36 tahun yang telah menghabiskan 15 tahun bekerja di Singapura ini memukau juri-juri dan sesama kontestan dengan proposal bisnis mengenai "Savour , The Taste of French Cuisine".

Walau tidak pernah menyelesaikan pendidikan formalnya, Diah merangkak dari babak awal menyisihkan ribuan peserta lainnya.

Baca juga : Singapura Berencana Operasikan Bus Mini Tanpa Sopir

Diah yang sedang mengikuti program kesetaraan Paket C melalui Development Program ini mengungkapkan, dia banyak memperoleh ilmu dan keterampilan selama enam tahun menempuh pendidikan di sana.

Harapannya kelak ketika meninggalkan Singapura, dia dapat membuka usaha kuliner impiannya di Bali.

Hariatiningsih, BMI lain dari Malang yang telah bersekolah di Development sejak 2013 menceritakan, kelas kewirausahaan yang ditawarkan menolongnya untuk lebih memahami pengelolaan bisnis.

“Bukan hanya perlu tahu bagaimana menjual, namun juga bagaimana memasarkan dan mengelola keuangan bisnis” ucap perempuan yang juga menjalankan bisnis ayam penyet dan martabak di kampung halamannya itu.

Hariatiningsih menambahkan dia beruntung dapat memperkaya ilmunya tanpa pungutan biaya.

Dia termasuk salah satu BMI yang dikirim mengikuti kursus wirausaha di Sekolah Wirausaha Universitas Ciputra Surabaya.

Awalnya sempat muncul keraguan di benak wanita berusia 50 tahun ini mengapa dia harus bersekolah lagi.

Namun, dengan segudang ilmu yang telah didapatnya ini, Hariatiningsih mengatakan bahwa pendidikan sangatlah penting dan tidak pernah ada kata terlambat untuk mempelajari hal-hal yang berguna.

Baca juga : Kuartal III 2017, Pertumbuhan Ekonomi Singapura Melonjak Tajam

Koordinator Development Program, Ekky Widjaja menuturkan, sekolah yang dikelola oleh Media Transformation Ministry ini telah meluluskan 2500 BMI selama 10 tahun berdiri.

Adapun 250 tutor yang mengajar datang dari beraneka ragam latar belakang bersedia menghabiskan waktunya di hari Minggu secara sukarela untuk menyalurkan ilmu ke PRT yang ada di negeri Singa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com