Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upacara Pemakaman Anak Pejabat Afganistan Dibom, 10 Tewas

Kompas.com - 03/06/2017, 20:11 WIB

KABUL, KOMPAS.com - Setidaknya 10 orang tewas dan beberapa lainnya terluka saat sebuah ledakan mengguncang upacara pemakaman putra seorang politisi Afganistan, Sabtu (3/6/2017).

Putra politisi itu tewas dalam unjuk rasa anti-pemerintah yang membuat suasana di kota Kabul semakin tegang.

Baca: Indonesia Kecam Bom Kabul di Kedubes Jerman dan Perancis

Saksi mata mengatakan, setidaknya tiga ledakan terjadi di lokasi pemakaman Salim Ezadyar, yang tewas setelah aksi unjuk rasa pada Jumat (2/6/2017) berubah menjadi tawuran massal.

Di tengah tawuran massal itu polisi menembakkan peluru tajam untuk membubarkan massa yang rusuh.

"Kami tak tahu apa yang menyebabkan ledakan itu. Laporan awal menyebut 15 orang tewas atau terluka," ujar juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Najib Danish lewat akun Twitter-nya.

Upacara pemakaman itu dihadiri para pejabat senior Afganistan termasuk Menteri Utama Abdullah Abdullah yang dipastikan tak mengalami luka.

Sebelum ledakan terjadi, aparat keamanan telah menutup sejumlah ruas jalan di pusat kota Kabul, mengantisipasi serangan baru di tengah kerumunan manusia.

"Kami mendapatkan laporan intelijen bahwa musuh berusaha melakukan serangan baru di keramaian atau unjuk rasa," ujar komandan garnisun Kabul, Gul Nabi Ahmadzai.

"Kami harap warga menjauh dari lokasi unjuk rasa," tambah Ahmadzai.

Namun, puluhan warga kota tetap berkumpul di bawah tenda tak jauh dari istana presiden masih menyerukan agar Presiden Ghani mundur.

Sebelumnya, kota Kabul dijaga ketat dengan pos-pos penjagaan militer dibangun di batas-batas kota dan mobil-mobil lapis baja berkeliling kota melakukan patroli.

Baca: Taliban Afganistan Bantah Terlibat Serangan Bom di Kabul

Pada Jumat, ratusan orang berunjuk rasa menuntut agar Presiden Ashraf Ghani mundur. Unjuk rasa itu kemudian berujung kerusuhan yang membuat polisi harus melepaskan peluru tajam.

Para pengunjuk rasa itu menyuarakan kemarahan mereka terkait bom truk yang menghantam permukiman diplomatik di Kabul yang menewaskan 90 orang.

Serangan bom pada Rabu (31/5/2017) itu merupakan tragedi paling mematikan di Kabul sejak 2001.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com