Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Bantah Perintahkan Penyadapan Kantor Donald Trump

Kompas.com - 06/03/2017, 08:31 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Juru Barack Obama menepis tudingan Donald Trump bahwa presiden ke-44 AS itu telah memerintahkan penyadapan kantor-kantornya di New York sebelum pemilihan presiden.

Berbicara beberapa jam setelah tuduhan itu, Kevin Lewis menegaskan, semua dugaan yang menyebut Obama atau stafnya memerintahkan penyadapan terhadap warga AS adalah salah.

Dia menambahkan, salah satu aturan utama pemerintahan Obama adalah Gedung Putih tidak akan mengintervensi setiap investigasi yang digelar kementerian kehakiman.

Sebab, semua investigasi kementerian kehakiman harus dipastikan digelar tanpa adanya pengaruh atau tekanan politik.

"Sebagai bagian dari praktik itu, baik Obama maupun staf Gedung Putih tidak pernah memerintahkan pengawasan untuk warga AS. Semua tudingan yang menyatakan sebaliknya adalah salah," ujar Lewis.

Namun, pernyataan Lewis ini tidak menyebutkan kemungkinan penyadapan terhadap tim kampanye Trump dilakukan atas perintah kementerian kehakiman.

Di bawah undang-undang AS, sebuah pengadilan federal harus mendapatkan alasan kuat bahwa sasaran penyadapan adalah agen negara asing.

Alasan kuat ini penting sebelum pengadilan memberikan surat izin pengawasan elektronik alias penyadapan terhadap Trump Tower.

Trump, pada Sabtu akhir pekan lalu, menuding bahwa pendahulunya itu memerintahkan penyadapan terhadap dirinya.

"Saya baru mengetahui bahwa Obama menyadap Trump Tower sesaat sebelum kemenangan saya," ujar Trump lewat akun Twitter-nya.

Tak lama setelah kicauan itu, Trump melanjutkan serangannya.

"Apakah legal bagi presiden yang sedang berkuasa menyadap pertarungan untuk menjadi presiden sebelum sebuah pemilihan?" tambah Trump.

"Saya berani bertaruh pengacara hebat bisa membuat kasus berdasar fakta bahwa Presiden Obama menyadap telepon saya pada Oktober, sebulan jelang pemilu!" lanjut dia.

Bukan kali ini saja Trump menyerang pendahulunya itu. Sebelumnya, Trump selalu menyebut Obama bukan warga AS dan membuat sertifikat kelahiran palsu.

Trump mengunggah komentarnya itu dari tempat peristirahatannya di Mar-a-Lago, tempat dia dijadwalkan bertemu Jaksa Agung Jeff Sessions dan menteri keamanan dalam negeri, John Kelly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com