Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurang dari Sepertiga Warga AS Berpikir Akan Aman oleh “Muslim Ban”

Kompas.com - 01/02/2017, 11:42 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com – Pemberlakukan larangan sementara untuk memasuki Amerika Serikat bagi warga tujuh negara Muslim, yang juga disebut “Muslim Ban”, oleh Presiden Donald Trump, dipandang akan melindungi warga AS dari terorisme.

Namun, hanya kurang dari sepertiga warga AS yang berpikir tindakan itu dapat membuat mereka "lebih aman", menurut jajak pendapat oleh Reuters/Ipsos yang disiarkan Selasa (31/1/2017).

Jajak pendapat telah dilakukan pada 30-31 Januari. Hasilmnya, seperti dirilis Reuters pada Rabu (1/2/2017) ini menunjukkan, hanya satu dari dua warga AS yang mendukung larangan tersebut.

Larangan itu juga meliputi penangguhan izin masuk 120 hari bagi seluruh pengungsi, meskipun terjadi perpecahan tajam di partai.

Trump menangkis kritis yang mengatakan pelarangan itu menarget Muslim.  Dia mengatakan, “pemeriksaan eksrim" ini diperlukan untuk melindungi AS dan perbatasannya.

Pembatasan yang dibuatnya, kata Trump, hanya menarget kelompok atau yang dicurigai berhaluan radikal dari tujuh negara Muslim itu.

"Ini bukan masalah agama," kata Trump dalam sebuah pernyataan setelah mengumumkan larangan perjalanan tersebut. "Ini berkaitan dengan teror dan menjaga agar negara kita aman."

Dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos sekitar 31 persen rakyat mengatakan bahwa pelarangan tersebut membuat mereka merasa "lebih aman" sedangkan 26 persen mengatakan mereka merasa "kurang amaan".

Sekitar 33 persen lain mengatakan bahwa langkah itu tidak banyak membuat perbedaan dan selebihnya mengatakan tidak tahu.

Perintah Trump itu melarang warga negara Iran, Irak, Libya, Somala, Sudan, Suriah, dan Yaman memasuki AS dan juga warga pengungsi Suriah.

Anggota legistlatif dari Republikan mengecam perintah Trump dengan mengatakan bahwa tindakan  itu seperti memberi pesan baru bagi organisasi teroris untuk perekrutan baru.

Cheryl Hoffman (46), warga Sumerduck, Virginia, mengatakan dia senang bahwa Trump mau menerapkan pelarangan tersebut.

"Saya paham bahwa negara ini didirikan oleh para imigran," kata Hoffman, yang berpartisipasi dalam jajak pendapat. "Silakan, saya tahu itu,” katanya sambil mengatakan kekhawatirannya tentang arus kedatangan imigran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com