Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Inggris Keluar dari Uni Eropa? Hari Ini Penentuannya

Kompas.com - 23/06/2016, 09:00 WIB

KOMPAS.com – Hari ini, Kamis (23/6/2016), bisa jadi merupakan hari yang paling ditunggu dan paling menentukan bagi Inggris.

Sebab, di hari inilah masa depan Inggris dalam keanggotaan Uni Eropa akan ditentukan. Rakyat Inggris, lewat referendum, akan memilih apakah negeri pulau itu akan tetap menjadi bagian dari Uni Eropa atau keluar dari pakta ekonomi tersebut.

Isu yang di Inggris disebut dengan istilah Brexit itu memang terlihat “menguasai” sebagian masyarakat negeri itu.

Saat Kompas.com berkunjung ke kota London belum lama ini, banyak warga sudah memajang pilihannya di jendela rumah mereka.

Di berbagai rumah di dalam kota London, banyak yang memajang plakat bertuliskan “I’m in” yang artinya mereka ingin Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa.

Sedangkan di luar kota London, kata “No” atau memilih keluar dari Uni Eropa agaknya lebih mendominasi.

Kepada seorang kawan yang sudah hampir 20 tahun tinggal di London, saya bertanya apa keuntungan dan kerugiannya jika Inggris keluar dari Uni Eropa.

“Sebenarnya belum ada yang tahu dampaknya. Sebab, belum ada negara yang keluar dari sebuah pakta ekonomi seperti Uni Eropa. Jika Inggris keluar, maka negara ini akan jadi yang pertama,” kata Anton Alifandi, mantan jurnalis yang tinggal di London itu.

Sebelum mengetahui apa keuntungan dan kerugian bagi Inggris jika keluar dari Uni Eropa, ada baiknya jika kita memahami dulu apa itu Uni Eropa.

Usai Perang Dunia II, beberapa negara Eropa seperti Jerman Barat, Perancis dan empat negara lainnya bertekad untuk menghapus luka lama akibat dua perang dunia di benua itu.

Akhirnya mereka membentuk sebuah pakta kerja sama yang dinamakan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) pada 1957. Dalam perkembangannya, organisasi ini menjadi Uni Eropa pada 1993 dengan 28 negara anggota dan total 500 juta jiwa warga yang tersebar dari Irlandia hingga Yunani.

Uni Eropa ini bukan lagi sebuah organisasi namun sebuah "negara baru" lengkap dengan parlemen, bank sentral, undang-undang hingga mata uang bersama. Sejauh ini 19 negara anggota menggunakan euro sebagai mata uang resmi.

Inggris bergabung dengan Uni Eropa pada 1973, tetapi banyak warga negeri itu merasa pada dasarnya mereka berbeda dengan para negeri tetangga di Eropa daratan.

Sehingga meski menjadi anggota Uni Eropa, banyak kalangan di Inggris sudah lama merasa bahwa negeri itu seharusnya keluar dari pakta ekonomi tersebut.

Meski PM David Cameron menginginkan Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa, tetapi sekitar separuh anggota parlemen dari Partai Konservatif, termasuk lima menteri kabinet menginginkan Inggris keluar.

Sementara itu, PM Cameron mendapat dukungan dari 16 menteri kabinetnya untuk berupaya agar Inggris tetap menjadi anggota Uni Eropa.

Partai Konservatif, partainya Cameron, sudah menyatakan netral dalam hal ini tetapi Partai Buruh, SNP, Plaid Cymru dan Lib Dems semua menginginkan Inggris tetap di Uni Eropa.

Dukungan juga datang dari Presiden AS Barack Obama, Perancis dan Jerman. Bagaimana dengan masyarakat Inggris sendiri? Secara umum, jumlah warga yang menginginkan keluar dan tetap di Uni Eropa relatif berimbang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com