Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi jika Trump Menang di "Super Tuesday"?

Kompas.com - 01/03/2016, 11:00 WIB
Ericssen

Penulis

KOMPAS.com — Sepertinya tak ada yang pernah membayangkan bahwa hingga awal tahun ini kandidat calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, memimpin jumlah delegasi ketika perhelatan "Super Tuesday" digelar 1 Maret.

Trump saat ini memimpin Partai Republik dengan 82 delegasi.

Setiap negara bagian memiliki delegasi untuk konvensi nasional partai. Jumlah delegasi ini ditentukan partai berdasarkan besaran populasi sebuah negara bagian.

Namun, masih ada beberapa super-delegasi di tiap negara bagian yang bisa memilih kandidat yang mereka sukai.

Para super-delegasi ini biasanya adalah para pejabat pemerintah, mantan presiden, anggota kongres, anggota komite, dan anggota senat negara bagian.

Baca: Sekilas soal Tradisi "Super Tuesday" dalam Pilpres AS

Nah, selain delegasi, tentu tak banyak yang pernah berpikir bahwa konglomerat real estat itu berpotensi menyapu bersih hampir semua negara bagian yang memilih pada Selasa besok (waktu AS).

Sejumlah jajak pendapat menunjukkan, pebisnis kontroversial itu berpotensi menang dengan mengumpulkan delegasi terbanyak pada hari pemilihan krusial ini.

Survei mengindikasikan, Trump akan meraih kemenangan meyakinkan di Alabama, Georgia, Massachussets, Tennessee, dan Virginia.

Kemenangan di negara-negara bagian ini sangat krusial karena inilah negara-negara bagian yang menyediakan jumlah delegasi yang besar.

Misalnya, Georgia sendiri memiliki 76 delegasi, sedangkan Tennessee 58 delegasi.

Lalu, apa yang terjadi jika Trump akhirnya keluar sebagai pemenang "Super Tuesday" ini?

Jawabannya tidaklah sulit. Pebisnis berusia 68 tahun ini berpotensi tidak akan terhentikan lagi untuk mengunci tiket capres dari Partai Republik.

Sebuah skenario yang sebenarnya tidak pernah diinginkan elite Partai Republik. Bahkan, jika ini terjadi maka muncul potensi bencana besar bagi partai berlambang gajah itu.

Kemenangan besar akan memantapkan status unggulan Trump yang sudah memenangi tiga dari empat pemilihan awal bulan lalu.

Kemenangan juga akan membuktikan bahwa Trump adalah capres berskala nasional yang dapat menang di berbagai wilayah, dan diterima oleh faksi-faksi Republiken yang terpecah belah.

Partai Republik dalam beberapa kelompok, seperti pemilih gerakan tea party yang sangat konservatif, pemilih konservatif, dan pemilih moderat.

Jika Trump berhasil mempermalukan Cruz di titik kuatnya, dan Rubio tampil buruk di negara bagian yang moderat, Trump hanya sejengkal lagi untuk dimahkotai sebagai calon presiden Partai Republik.

Elite Republiken bisa dikatakan sudah hampir kehabisan waktu untuk menghentikan Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com