Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Zika Kian Menyebar, El Salvador Larang Warganya Hamil hingga 2018

Kompas.com - 28/01/2016, 18:05 WIB
MEXICO CITY, KOMPAS.com - Penyebaran cepat virus Zika mndorong pemerintah Amerika Latin menganjurkan warganya yang perempuan untuk tidak hamil hingga 2018.

Anjuran itu sebagai tindakan pencegahan luar biasa yang bertujuan untuk menghindari cacat lahir yang diyakini terkait dengan penyakit dari nyamuk.

Virus Zika awalnya sebuah masalah kesehatan publik biasa di negara-negara asal nyamuk, Amerika Latin. Namun setelah penyebarannya kian cepat, kondisi itu memaksa pemerintah bereaksi luar biasa.

Bada Kesehatan PBB (WHO) menyatakan, sedikitnya 20 negara atau teritorial di Amerika Latin, termasuk Barbados, Guadeloupe dan Guatemala, Puerto Rico dan Panama, terserang virus Zika.

Kendati virus Zika sudah dikenal sejak 1940-an, namun virus itu mulai menyerang Amerika latin beberapa bulan lalu. Negara yang paling parah terkena virus tersebut adalah Brazil dengan lebih satu juta orang terpapar Zika.

Empat bulan yang lalu, otoritas di Amerika Latin melaporkan hampir 4.000 kasus akibat virus Zika menyebabkan cacat lahir pada bayi yang baru lahir. Virus tersebut menyebabkan bayi terlahir dengan kepala kecil dan perkembangan otak melambat.

Negara Kolombia dengan 13.000 kasus Zika merespons bencana itu dengan reaksi yang luar biasa. Pemerintah menganurkan warganya yang perempuan untuk tidak hamil selama beberapa bulan ke depan. Anjuran itu diikuti negara lain di Amerika Latin seperti Jamaica dan Honduras.

Anjuran paling ekstrem dilakukan El Salvador yang meminta warganya tidak hamil hingga 2018.

Selina Velasquez, salah seorang warga El Salvador, mengaku sudah dua tahun berusaha agar bisa hamil. Namun setelah muncul imbauan dari kementerian kesehatan untuk menunda kehamilan selama dua tahun, dia pun terpaksa menghentikan usahanya itu.

"Menurut saya, ini naif," kata perempuan berusia 30 tahun itu.

Kebanyakan orang yang terpapar virus Zika tidak mengalami gejala tertentu. Namun Dinora Marinez, sekretaris di klinik kesehatan swasta di San Salvador, mengatakan, suami dan dua anaknya terkena virus tersebut pada 2015.

"Demam dan sakit sendi. Saya tidak bisa menggerakkan kaki dan mengira saya tidak akan bisa berjalan lagi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com