New York Post melaporkan akhir pekan ini bahwa jenazah perempuan itu masih tergeletak begitu saja di kamar mayat rumah sakit bersama dengan jenazah suaminya Syed Rizwan Farook.
Kedua orang itu tewas ditembak polisi setelah melancarkan serangan di pusat pelayanan para penyandang cacat.
Spekulasi merebak bahwa karena penolakan itu, tampaknya jenazah perempuan Pakistan itu akan dimakamkan dengan prosesi yang tidak mengikuti ritual agama Islam.
“Tidak ada yang mau mengambil jenazahnya dan mengurus pemakamannya,” kata seorang yang mewakili komunitas Muslim di kota itu.
Pejabat kota setempat dan pemimpin agama telah mengupayakan untuk mencari seseorang yang bersedia melakukan ritual pemakaman secara Islam. Namun belum ada satu orang pun yang menawarkan dirinya untuk melakukan prosesi itu.
Malik dilaporkan tidak beribadah di masjid setempat dan tidak dikenali oleh komunitas Muslim setempat sampai serangan teror tersebut terjadi. Dia juga tidak memiliki sanak saudara yang tinggal di AS selain suaminya.
Walaupun keluarganya diberitakan tinggal di Arab Saudi, juru bicara Kedutaan Besar Saudi di Amerika mengatakan, mereka tidak punya urusan dengan jenazah Malik.
Pejabat Pakistan menuturkan, mereka tidak menerima permohonan untuk mengirim jenazah dan tidak berencana melakukan tindakan apapun.
Jika akhirnya tidak ada pihak yang bersedia, jenazah Malik akan dikremasi dengan menggunakan pajak warga. Kremasi adalah ritual yang bertentangan dengan tradisi Islam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.