Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Besar ISIS, Menguasai Eropa pada 2020

Kompas.com - 10/08/2015, 16:49 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) memiliki target untuk menguasai sebagian Eropa pada 2020. Rencana ini terungkap dalam peta yang dimuat dalam sebuah buku terbaru.

Buku berjudul Empire of Fear: Inside the Islamic State karya jurnalis BBC Andrew Hosken memaparkan rencana besar ISIS untuk menguasai dunia. Dalam peta yang dimuat buku itu, terlihat ISIS berencana menguasai seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan sebagian wilayah Eropa hanya dalam waktu lima tahun.

Secara keseluruhan, ISIS nantinya akan menguasai wilayah mulai dari Spanyol di bagian barat hingga ke perbatasan China di sebelah timur. Buku itu juga menjelaskan bahwa rencana ISIS ini sudah disusun sejak 20 tahun lalu dan terdiri atas tujuh langkah.

Ketujuh langkah itu termasuk memprovokasi AS untuk menyatakan perang terhadap dunia Islam pada 2000-2003 dan menciptakan pemberontakan terhadap para penguasa Arab antara 2010-2013.

"Mereka (ISIS) ingin menguasi semua wilayah yang mereka anggap sebagai dunia Islam. Ketika mereka sudah mendirikan kekhalifahan maka sasaran selanjutnya adalah seluruh dunia," ujar Hosken.

Kepada harian Daily Record, Hosken menjelaskan, saat ini terdapat sedikitnya 60 negara yang menentang ISIS, termasuk AS dan Rusia. Dengan fakta ini, lanjut Hosken, maka seseorang bisa mengatakan bahwa rencana ISIS tampaknya tak akan mungkin terjadi.

"Harus diingat bahwa ISIS tak berniat hanya mendirikan sebuah kekhalifahan dan hidup damai di dalamnya. Mereka melihat negara lain harus berada di bawah kekuasaan mereka dan menerima ideologi mereka," papar Hosken.

"ISIS sudah mengacaukan Suriah dan Irak. Mereka kini mencoba mengacaukan Arab Saudi dan Libya. Bahkan mereka sudah mencoba menghancurkan industri utama Tunisia, turisme," lanjut dia.

"Kekhawatiran lebih lanjut adalah mereka tampaknya akan mengembangkan senjata biologi atau kimia. Begitu mereka memiliki persenjataan itu, mereka pasti menggunakannya," tambah Hosken.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com