Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Skandal FIFA Mencuat, Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Kompas.com - 29/05/2015, 14:18 WIB
KOMPAS.com — Penyelidikan kembar yang belum ada presedennya terhadap FIFA menunjukkan bahwa organisasi itu tidak berada di luar jangkauan hukum.

Aparat berwenang Swiss tengah menyelidiki proses pemilihan tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia tahun 2018 dan 2022 yang dinilai kontroversial. Rusia dan Qatar masing-masing telah terpilih sebagai tuan rumah untuk penyelenggaraan Piala Dunia pada tahun-tahun itu.

Amerika Serikat juga telah mengurai sebuah kasus yang terdengar seperti sebuah skrip film mafia, dengan sejumlah tuduhan penipuan, pemerasan, dan pencucian uang selama lebih dari 20 tahun. Sejumlah pejabat senior FIFA termasuk di antara beberapa terdakwa yang sedang menghadapi proses ekstradisi dari Eropa, Amerika Selatan, dan Karibia.

"Ini benar-benar merupakan Piala Dunia penipuan," kata Richard Weber, Kepala Divisi Internal Revenue Service's Criminal Investigation, seperti dikutip CNN, Kamis (28/5/2015).

Sepak bola merupakan olahraga paling populer di dunia. Menurut perkiraan FIFA, sekitar 240 juta orang memainkan permainan itu secara teratur. Bahkan di Amerika Serikat, yang secara tradisional dianggap acuh tak acuh terhadap sepak bola, minat akan sepak bola sedang bertumbuh. Lebih banyak orang Amerika yang menonton Piala Dunia di AS dan Portugal beberapa tahun lalu dibandingkan dengan yang menyaksikan Final NBA tahun 2014 atau World Series Baseball tahun 2013.

Langkah hukum pihak AS terhadap FIFA telah memenuhi harapan sejumlah orang bahwa akhirnya ada pihak yang melakukan sesuatu yang substansial terkait dugaan korupsi yang menerpa lembaga itu selama bertahun-tahun.

"Kita bisa membuat sebuah alasan yang masuk akal bahwa ini merupakan sebuah kasus olahraga terbesar dalam sejarah pada saat ini," kata kolumnis olahraga USA Today, Christine Brennan, kepada CNN. "Ini bersejarah. Ini monumental."

Apa yang kira-kira bakal terjadi dalam penyelidikan selanjutnya? Menurut CNN, berikut ini adalah sejumlah pertanyaan penting.

Apa yang akan terjadi dengan ekstradisi?

Tujuh dari 14 terdakwa yang dicari para pejabat AS ditangkap di Zurich, Swiss, pada Rabu lalu, kata Jaksa Agung AS Loretta Lynch. Pihak berwenang Swiss mengatakan, mayoritas dari mereka tengah menghadapi permintaan ekstradisi ke Amerika Serikat.

Pertempurannya terjadi di pengadilan Swiss.

"Saya pikir ada kesempatan yang sangat baik untuk terjadinya ekstradisi," kata analis hukum CNN, Paul Callan. Dia mencatat bahwa pihak berwenang Swiss memang menolak untuk mengekstradisi sutradara Roman Polanski ke Amerika Serikat tahun 2010, tetapi kasus Polanski masih bergelora di pengadilan Swiss. "Selalu ada celah dalam perjanjian ekstradisi itu," kata Callan.

Proses ekstradisi juga telah dimulai di Argentina dan Trinidad dan Tobago terhadap sejumlah terdakwa yang disebutkan dalam dakwaan AS.

Apakah akan ada penangkapan lagi?

Aparat penegak hukum AS mengatakan, kerja mereka belum selesai. Dakwaan yang dimulai Rabu "merupakan awal dari pekerjaan kami, bukan akhir" dari sebuah upaya untuk menyingkirkan korupsi dari sepak bola global, kata Kelly Currie, yang bertindak sebagai jaksa AS untuk Distrik Timur New York.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com