Di sela-sela kunjungannya ke Meksiko, Erdogan menyeru kepada Obama dan pemerintah AS untuk mengecam pembunuhan Deah Shaddy Barakat (23 tahun), istrinya Yusor Mohammad (21), beserta iparnya Razan Mohammad Abu-Salha (19) di Kota Chapel Hill.
“Presiden (Barack) Obama, (Menlu AS John) Kerry, (Wapres AS Joe) Biden sampai saat ini belum mengeluarkan pernyataan tentang hal ini. Dari sini, saya menyeru kepada Obama. Anda adalah presiden (AS). Saya juga menyeru kepada Biden dan Kerry. Kita adalah politisi, kita bertanggung jawab atas apa yang terjadi di negara kita, kita harus menunjukkan sikap. Ketika masyarakat memilih kita, mereka mempercayakan aset mereka, keamanan mereka, kehidupan mereka, dan mereka memberikan kepercayaan itu dalam pemilihan. Jika Anda, setelah insiden serangan seperti ini, tetap bungkam, dunia juga akan bungkam terhadap Anda,” papar Erdogan.
Proses pemakaman
Seruan Erdogan dicetuskan tatkala tiga umat Muslim korban penembakan di Kota Chapel Hill, dimakamkan.
Wartawan BBC, Rajini Vaidyanathan, melaporkan dari kota tersebut. Menurutnya, ribuan orang berdatangan guna menyampaikan duka cita.
“Pemakaman itu adalah yang terbesar dari pemakaman yang pernah saya kunjungi. Pelayat berdatangan terus, benar-benar ajaib,” ujar Nisrin Shabin, salah seorang pelayat.
Sebagian besar pelayat yang diwawancarai merasa pembunuhan terhadap Deah Shaddy Barakat, istrinya Yusor Mohammad, beserta iparnya Razan Mohammad Abu-Salha dipicu lebih dari sekedar perselisihan soal parkir.
Sarah, seorang perempuan yang tumbuh besar bersama ketiga korban, mengaku mengalami Islamophobia. “Anda harus punya kebencian di dalam hati Anda untuk membunuh tiga orang secara berdarah dingin, apalagi mengenai lahan parkir.”
Di sisi lain, tersangka pelaku penembakan, Craig Stephen Hicks, memang dikenal suka berseteru dengan tetangga-tetangganya soal lahan parkir. Michael Nam, salah seorang tetangga Hicks, mengaku pernah didatangi Hicks dengan pistol terselip di pinggang.
Sejauh ini, kepala kepolisian Chapel Hill, Chris Blue, menyatakan belum bisa berspekulasi mengenai motif Hicks. Namun, dalam pidato prosesi pemakaman, Blue berikrar untuk menyelidiki semua petunjuk, termasuk dugaan motif kebencian terhadap agama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.