Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umat Muslim AS Lebih Optimistis

Kompas.com - 03/08/2011, 09:32 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com Umat Muslim AS lebih optimistis terhadap masa depan ketimbang kelompok agama lain. Namun meski sangat menentang terorisme, hampir separuh dari mereka melaporkan adanya diskriminasi. Hal tersebut disampaikan menurut sebuah jajak pendapat yang dirilis pada Selasa (2/8/2011).

Survei tersebut dilakukan menjelang peringatan 10 tahun serangan teroris 11 September yang meruntuhkan dua menara kembar World Trade Center, New York, tahun 2001. Survei itu juga dilaksanakan untuk mengetahui seberapa baik integrasi 2,6 juta warga Muslim AS setelah "perang melawan teror" yang diluncurkan mantan Presiden George W Bush menyusul pembajakan pesawat yang mematikan pada 11 September itu.

Menurut jajak pendapat itu, umat Islam AS cenderung lebih optimistis terhadap situasi ekonomi dan politik setelah Presiden Barack Obama terpilih. Berdasarkan jajak pendapat itu pula, Obama mendapat 80 persen persetujuan dari umat Islam atau lebih tinggi dari kelompok agama besar lain.

Masih menurut survei tersebut, 60 persen umat Muslim mengatakan, mereka "berkembang" di AS. Sebanyak 61 persen orang Yahudi, 54 persen orang Katolik dan 52 persen Protestan juga mengatakan hal serupa bahwa mereka berkembang di AS. Hanya 37 persen umat Muslim yang mengatakan mereka "sedang berjuang" atau di bawah dari kelompok Protestan dan Katolik, tetapi satu persen lebih tinggi dari kelompok Yahudi. Selain itu, hanya tiga persen umat Muslim yang mengatakan mereka "sedang menderita".

Lebih lanjut, survei itu menemukan bahwa 54 persen umat Muslim berpendapat, ekonomi AS "semakin baik". Ini merupakan sebuah persentase yang jauh lebih tinggi dari kelompok agama lainnya. "Warga Muslim Amerika puas dengan kehidupan mereka saat ini dan lebih optimistis ketimbang kelompok agama lain," kata laporan itu, yang tidak membedakan kelompok-kelompok berbeda yang ada di antara kalangan Muslim.

Namun, 48 persen dari umat Muslim yang disurvei mengatakan punya "pengalaman pribadi terkait diskriminasi ras atau agama". Persoalan yang sama juga dialami 31 persen orang Mormon, 21 persen orang Yahudi, dan 20 persen orang Katolik.

Orang Muslim, menurut survei itu, cenderung punya pandangan yang lebih negatif tentang militer AS dan Biro Investigasi Federal AS (FBI). Menurut survei itu, perasaan-perasaan seperti itu terkait dengan "perang melawan teror" yang dipandang sejumlah orang lebih bertitik berat pada kaum Muslim. Dibandingkan kelompok lain, Umat Muslim AS juga lebih suka menyalahkan pandangan yang tidak menguntungkan bagi AS di dunia Muslim terhadap tindakan Pemerintah AS sendiri, ketimbang karena "misinformasi".  Namun, Muslim AS juga berada di atas semua kelompok lain dalam hal menentang serangan terhadap warga sipil oleh individu atau kelompok. Sebanyak 89 persen dari mereka menentang tindakan seperti itu.

Jajak pendapat tersebut dilakukan Abu Dhabi Gallup Center, kantor penelitian Gallup yang berbasis di Uni Emirat Arab. Mereka menggunakan data hasil wawancara yang dilakukan antara Januari 2008 dan April 2011 terhadap 868.264 orang dewasa, termasuk 3.883 orang Muslim. Kelompok-kelompok agama lain yang disurvei dalam jajak pendapat adalah Protestan, Katolik, Yahudi, Mormon, dan mereka "yang tidak beragama/ateis/agnostik".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com