Pesulap yang banyak disukai anak-anak itu tiba-tiba ditangkap sejumlah anggota ISIS saat tengah beraksi di hadapan sejumlah orang.
ISIS kemudian menyebut pesulap itu menghina Islam lewat aksi-aksinya yang dianggap menciptakan ilusi dan kesesatan. ISIS akhirnya menjatuhkan hukuman mati untuk pesulap itu dengan cara dipenggal di sebuah lapangan publik di kota Raqqa.
Kisah ini diungkap sejumlah warga Suriah yang kini menjadi pengungsi di Turki. Mereka menyebut aksi ISIS itu sebagai sebuah pembunuhan yang sangat kejam.
"Pesulap itu sangat populer di kalangan warga karena memberikan hiburan di jalanan, misalnya menghilangkan uang logam atau telepon genggam," ujar seorang pengungsi Suriah.
"Anak-anak menjulukinya sebagai si penyihir dan mereka menyukainya. Dia tak melakukan hal berbahaya atau anti-Islam. Meski demikian, dia harus membayar dengan nyawanya," tambah pengungsi itu.
Sebelum jatuh ke tangan ISIS, Raqqa adalah salah satu kota yang paling maju dengan toleransi antarumat beragama yang sangat tinggi. Kini tak hanya hiburan jalanan yang dilarang, bahkan ISIS dikabarkan menutup beberapa tempat cukur agar para pria tidak memangkas jenggot mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.