ISIS menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah dan pada Juni lalu mengumumkan kekhalifahan di wilayah yang berada di bawah kendalinya. Sejak saat itu, kelompok tersebut telah bertempur melawan pemerintah Suriah dan Irak, para pemberontak lainnya dan pasukan Kurdi.
Rami Abdulrahman, kepala kelompok pemantau Suriah itu, mengatakan ISIS telah membunuh 1.175 warga sipil, termasuk delapan wanita dan empat anak. Dia mengatakan sebanyak 930 warga sipil itu merupakan warga Sheitaat, sebuah suku Muslim Sunni di Suriah timur yang bertempur lawan ISIS untuk menguasai dua ladang minyak pada Agustus lalu.
Angka-angka itu tidak dapat diverifikasi tetapi ISIS telah mempublikasikan aksi pemenggalan dan perajaman terhadap banyak orang di daerah yang dikendalikannya di Suriah dan Irak. Eksekusi itu dikatakan pantas bagi mereka yang dianggap melanggar hukum Islam, seperti melakukan perzinahan, homoseksualitas, pencurian dan penghujatan.
Kelompok itu, yang awalnya merupakan sebuah cabang Al Qaeda itu, juga telah merilis sejumlah video tentang eksekusi terhadap para tentara musuh, aktivis dan jurnalis yang mereka tangkap. ISIS telah memenggal dua wartawan Amerika tahun ini. Sorang pekerja bantuan AS dan dua pekerja bantuan asal Inggris juga dieksekusi dalam upaya untuk menekan koalisi internasional yang dipimpin AS yang telah mengebom sejumlah sasaran ISIS di Suriah sejak September.
Abdulrahman, yang mengumpulkan informasi dari berbagai pihak di Suriah, mengatakan ISIS juga telah mengeksekusi 502 tentara yang berperang untuk Presiden Bashar al-Assad dan 81 orang pemberontak anti-Assad. Dia juga mengatakan bahwa 116 pejuang asing yang telah bergabung dengan ISIS tetapi kemudian ingin kembali ke rumah mereka telah dieksekusi di Provinsi Deir Al-Zor, Raqqa dan Hassake sejak November. Empat pejuang ISIS lainnya tewas dengan tuduhan yang lain. Namun banyak korban ISIS merupakan warga Suriah.
Lebih dari 200.000 orang tewas dalam perang sipil di Suriah, yang dimulai ketika pasukan Assad menindak tegas aksi damai pro-demokrasi di negara itu tahun 2011.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.