Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Arsitek Turki Desak Paus Fransiskus Tak Kunjungi Istana Erdogan

Kompas.com - 12/11/2014, 23:12 WIB
ANKARA, KOMPAS.com — Paus Fransiskus menghadapi dilema diplomatik saat akan berkunjung ke Turki untuk kali pertama, bulan ini. Dilema itu muncul ketika para arsitek Turki meminta Paus tidak mengunjungi istana presiden Turki yang baru.

Istana yang kini menjadi kediaman resmi Presiden Recep Tayyip Erdogan itu memiliki 1.000 kamar dengan luas keseluruhan mencapai 2 juta meter persegi atau tiga kali lebih luas dari Istana Versailles, Perancis. Istana Ak Saray atau Istana Putih ini dianggap sebagai istana terbesar di dunia untuk presiden.

Paus akan mengunjungi Ankara dan Istanbul dalam kunjungan kerja selama tiga hari, serta dijadwalkan akan membicarakan masalah ancaman ekstremisme Islam dan kekerasan yang dialami umat Kristen di Irak dan Suriah.

Paus direncanakan menjadi pemimpin pertama dunia yang akan mengunjungi istana baru Presiden Erdogan itu begitu tiba di Ankara pada 28 November mendatang.

Namun, Persatuan Arsitek Turki mendesak agar Paus tidak menginjakkan kaki di istana tersebut. Para arsitek Turki menilai, jika Paus hadir di tempat itu, maka dia akan melegitimasi sebuah pembangunan ilegal.

Presiden organisasi arsitek itu, Tezcan Karakus, bahkan sudah mengajukan permohonan untuk bertemu Paus Fransiskus dan membicarakan masalah ini.

Istana kepresidenan megah itu, yang lebih besar dari Kremlin dan Istana Buckingham, dibangun dengan biaya 384 juta poundsterling atau hampir Rp 7,5 triliun. Biaya pembangunan istana itu lebih besar dua kali lipat dibanding perkiraan awal.

Sebagian warga Turki mengecam pembangunan istana itu sebagai sebuah pemborosan dan simbol pemerintahan autokratis Presiden Recep Tayyip Erdogan.

"Bagi sebagian besar warga Turki, pembangunan istana itu adalah simbol dari keserakahan dan ambisi meraih sebuah kekuasaan absolut," kata Yaviz Baydar, seorang bloger, kepada harian La Repubblica.

"Paus sangat memahami nilai-nilai kerendahan hati, kesederhanaan dan kesetaraan sebagai penganjur nilai-nilai Fransiscan. Sangat menarik, apakah Paus memutuskan untuk mengunjungi istana itu atau tidak," tambah Baydar.

Paus Fransiskus akan menjadi paus keempat yang berkunjung ke Turki setelah Paus Paulus VI, Paus Yohanes Paulus II, dan Paus Benediktus XVI.

Kunjungan ke Turki ini menjadi perjalanan luar negeri keenam Paus Fransiskus setelah Brasil, Timur Tengah, Korea Selatan, dan Albania serta mengunjungi Parlemen Eropa di Strasbourg pada 25 November mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com