Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Islandia Tutup Situs Internet yang Terkait ISIS

Kompas.com - 13/10/2014, 17:53 WIB
REYKJAVIK, KOMPAS.com - Pemerintah Islandia, Senin (13/10/2014), menyatakan telah menutup sebuah situs internet yang diduga kuat digunakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Penutupan situs itu dilakukan setelah otorita yang mengatur domain internet di Islandia, ISNIC, mencurigai domain .is yang digunakan situs itu.

"ISNIC membekukan domain yang digunakan sebagai situs internet sebuah organisasi teroris internasional," kata otorita pengatur internet Islandia.

Situs internet yang ditutup itu adalah khilafah.is, yang menurut ISNIC dikelola ISIS. Pemerintah melacak situs ini hingga ke sebuah perusahaan penyedia jasa web hosting di Islandia dan yakin situs itu sudah online sejak pertengahan September.

Sejumlah situs lain dengan nama khilafah sudah terlebih dahulu eksis di Islandia dengan nama domain lain seperti ".com" atau ".org" serta tanpa tautan jelas dengan ISIS.

Ketua ISNIC Jens Petur Jensen kepada radio Islandia RUV mengatakan ini adalah kali pertama negeri tersebut menutup sebuah domain internet dan domain ".is" diduga kuat terkait dengan ISIS.

Di masa depan, kata Petur Jensen, semua situs internet berbahasa Arab yang menggunakan domain negeri itu akan diawasi dengan ketat. Sejumlah media Islandia mengabarkan penutupan situs tersebut terbilang kontroversial karena Islandia adalah negara yang menjunjung kebebasan berekspresi.

Namun, pemerintah Islandia mengatakan semua situs internet di negeri tersebut harus "berada di dalam batasan undang-undang Islandia".

"Sangat mustahil organisasi ini menggunakan domain Islandia dan sangat tidak menyenangkan mereka menyebut dirinya IS (Islamic State) dan menggunakan domain Islandia," kata Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugsson kepada harian Morgunbladid.

"Saya meminta kementerian untuk mencari tahu apakah kita bisa menutup situs itu dan mencegahnya beroperasi lagi menggunakan domain Islandia," tambah dia.

"Keputusan ini tidak terkait dengan kebebasan berkespresi, namun terkait sebuah tindakan kriminal. Kami harus bisa menutup situs itu," tambah Sigmundur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com