Kementerian Luar Negeri Perancis mengeluarkan sebuah pernyataan pada awal pekan ini yang menyebut kelompok Negara Islam itu (sebagaimana mereka menyebut dirinya) sebagai "Daesh". Julukan baru itu merupakan sebuah transliterasi dari sebuah akronim nama bahasa Arab kelompok itu, yaitu "al-Dawla al-Islamiya fi al-Iraq wa al-Sham". Nama itu juga mirip dengan kata bahasa Arab yang berarti "menginjak-injak".
Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius menjelaskan bahwa ia memandang organisasi itu sebagai "kelompok teroris, bukan negara". "Saya tidak menyarankan untuk menggunakan istilah Negara Islam karena mengaburkan garis makna antara Islam, Muslim, dan milisi Islam. Orang-orang Arab menyebutnya 'Daesh', dan saya akan menyebut mereka sebagai 'Daesh yang kejam'," kata Fabius sebagaimana dikutip France 24.
Associated Press melaporkan bahwa kelompok ekstremis itu menilai, istilah tersebut tidak sopan.
Banyak organisasi media telah mengadopsi istilah "Negara Islam". Menteri Luar Negeri AS John Kerry sejalan dengan Perancis terkait masalah ini. Pada sidang hari Kamis lalu, Kerry memunculkan istilah baru, yaitu "musuh Islam". "Saya menyebut mereka 'musuh Islam' karena menurut saya begitulah mereka, dan mereka sama sekali tidak mewakili negara, meskipun mereka mencoba untuk mengklaim begitu," kata Kerry.
Tidak berakhir sampai di situ, sekelompok Muslim di Inggris telah meminta pemerintah untuk menyebut kelompok itu sebagai "Negara Bukan Islam".
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.