Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/04/2014, 14:30 WIB

TEHERAN, KOMPAS.com — Seorang narapidana pembunuhan di Iran bernama Balal lolos dari tiang gantungan pada menit-menit menjelang eksekusi mati dilakukan, setelah ibu korban memberinya permintaan maaf.

Balal divonis mati tujuh tahun silam setelah ia terbukti membunuh seorang pemuda bernama Abdollah dalam perkelahian. Keduanya berusia 17 tahun saat itu.

Kasus ini menjadi berita besar di Iran setelah pengguna media sosial dan pesohor di negara itu melakukan kampanye agar eksekusi dibatalkan.

Namun, hukum di Iran mewajibkan narapidana mendapat permintaan maaf dari keluarga korban sebelum hukum mati dibatalkan atau kisas, yang berarti "utang nyawa dibayar nyawa".

Permintaan maaf itu tidak juga datang hingga eksekusi mati dijadwalkan pada Selasa (15/4/2014). Balal berteriak meminta nyawanya diselamatkan saat simpul hendak diletakkan di lehernya.

Tiba-tiba, ibu korban mendekatinya dan menampar pipinya kemudian mengatakan bahwa ia memaafkan perbuatan Balal terhadap anaknya.

Amnesty International menyatakan, Iran memiliki angka hukuman mati tertinggi di dunia. Sebagian besar dilakukan dengan hukum gantung.

Kini ada kelompok-kelompok masyarakat di Iran yang mendorong pemerintah agar mengubah sistem kisas dan melarang hukuman mati.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com