Sementara itu, sampai kini, AS memilih untuk menentang segala bentuk upaya mempersenjatai kelompok pemberontak. Namun begitu, kelompok oposisi Suriah mengatakan kegagalan pembicaraan Geneva membuat AS terkesan memperlunak kebijakannya terhadap oposisi. "Laporan ihwal persenjataan itu tak berdasar,"kata Penasihat Perdana Menteri Pakistan untuk Urusan Luar Negeri Sartaj Aziz.
Pihak Arab Saudi mengatakan kalau kebijakannya itu berangkat dari hasil kunjungan Kepala Angkatan Darat Palistan Jenderal Raheel Sharif ke Arab Saudi. Di sana, Sharif bertemu dengan Putera Mahkota Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz.
Kelompok pemberontak Suriah sudah lama mencari roket-roket anti-pesawat udara untuk perlindungan diri terhadap serangan pasukan Suriah. Sampai kini, pasukan Suriah tetap menggempur posisi pemberontak dengan bom drum berisi TNT.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.