Di rumah tersebut, Obama menyempatkan diri menatap Samudra Atlantik melalui apa yang dulu kala dikenal sebagai "Pintu untuk Tak Lagi Bisa Kembali". Pintu itu adalah titik di pulau di wilayah Senegal, dari mana orang-orang Afrika dikirimkan ke Amerika sebagai kuli kontrak pada masa lalu.
Obama, anak dari lelaki Kenya, mengatakan bahwa tur ini membantu dia dan keluarga yang ikut dalam tur ini "sepenuhnya menghargai betapa besarnya perdagangan budak". Dalam tur ini, ikut bersama Obama, adalah istrinya, Michelle Obama; kedua putri mereka, Malia dan Sasha; ibu mertua Obama, Marian Robinson; dan keponakan Obama, Leslie Robinson.Perjalanan pada Kamis (27/6/2013) ini, imbuh Obama, juga mengingatkannya tentang betapa penting hak asasi manusia ditegakkan di seluruh dunia. "Ini merupakan bukti saat kita tidak waspada dalam membela hak asasi manusia," kata Obama setelah tur.
"Jelas, untuk Afrika-Amerika, seorang presiden Afrika-Amerika, dapat mengunjungi situs ini, saya pikir, memberi saya motivasi lebih besar dalam hal hak asasi manusia di seluruh dunia."Obama menghabiskan waktu sekitar setengah jam di rumah yang berwarna salmon itu, termasuk melihat kamar sempit yang terpisah antara perempuan dan lelaki, sebelum diangkut dengan kapal menuju Amerika.
Sekitar satu menit, dia mengintip melalui "Pintu untuk Tak Lagi Bisa Kembali" dan kembali lagi untuk beberapa saat bersama keluarganya menatap Samudra Atlantik dari pintu itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.