Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Yarmuk Ungkap Konstelasi Milisi Suriah

Kompas.com - 10/04/2015, 15:03 WIB
DAMASKUS, KOMPAS - Konflik di Suriah, khususnya serangan atas kamp pengungsi Yarmuk, di Damaskus selatan makin menunjukkan konflik di kawasan itu tidak semata-mata dilandasi alasan ideologi atau agama. Fakta itu antara lain ditunjukkan dukungan 14 faksi milisi Palestina atas operasi militer yang akan mereka lakukan bersama dengan Pemerintah Suriah.

Seusai mengikuti pertemuan antarfaksi di Damaskus, Suriah, Ahmed Majdalani, Kamis (9/4/2015), mengatakan, mereka sepakat mendukung operasi militer terkoodinasi untuk mengusir kelompok milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) dari Kamp Yarmuk.

"Solusi keamanan yang akan dilakukan digelar dalam kemitraan dengan negara Suriah dan akan memprioritaskan menjaga keamanan warga. Kami sepakat akan ada kerja sama permanen dengan Damaskus dan pembentukan ruang operasi gabungan dengan pasukan Pemerintah Suriah dan faksi-faksi Palestina yang memiliki kehadiran signifikan di kamp atau di sekitarnya," kata Majdalani.

Namun, salah satu milisi utama Palestina, Aknaf Beit Al Maqdis, tidak hadir dalam pertemuan antarfaksi itu. Di Yarmuk, milisi itu memainkan peran kunci saat menghadang serbuan NIIS. Mereka didukung sejumlah kelompok pemberontak melawan NIIS yang disebutkan dibantu Front Al-Nusra. Namun, meskipun berideologi sama, di sejumlah front pertempuran di Suriah, mereka berseberangan.

Dalam peta konflik Suriah, Front Al-Nusra merupakan salah satu kelompok yang dengan gigih melawan rezim Assad. Aknaf Beit Al Maqdis yang berafiliasi kepada Hamas juga salah satu milisi Palestina yang turut membantu pemberontak melawan pasukan Assad.

Pada tahun 2012, Maqdis mendukung perjanjian antara pemberontak dan Pemerintah Suriah untuk memperlonggar pengawasan di Kamp Yarmuk. Sebelumnya, dengan sangat ketat, pasukan Suriah mengepung kamp yang dipenuhi sekitar 160.000 pengungsi asal Palestina dan Suriah. Pengepungan itu menyebabkan pasokan obat-obatan dan makanan terhambat dan menyebabkan banyak pengungsi tewas.

Bantuan

Uni Eropa menyediakan dana darurat sebesar 2,7 juta dollar AS atau setara dengan Rp 35,1 miliar untuk membantu para pengungsi. Dana diserahkan kepada Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk dikelola. "Penderitaan warga sipil di kamp Yarmuk mencapai tingkat yang tak tertahankan," kata komisaris bantuan Uni Eropa, Christos Stylianides.

Sebagaimana dilaporkan BBC, warga mengatakan, sejak kehadiran NIIS di Yarmuk, kondisi kamp itu mirip kota hantu. Seorang aktivis mengatakan, ada begitu banyak penderitaan dialami para pengungsi. "Bencana ini menciptakan ketakutan dan kecemasan di antara para pengungsi yang masih bertahan," kata aktivis itu.

Uniknya, ia mengatakan, NIIS akan meninggalkan kamp itu setelah Maqdis dikalahkan. "Mereka akan menyerahkan kontrolnya kepada Front Al-Nusra," kata aktivis itu. (AFP/JOS)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 April 2015, di halaman 10 dengan judul "Konflik Yarmuk Ungkap Konstelasi Milisi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com