Para demonstran – termasuk beberapa keluarga korban yang tewas dalam serangan 11 September 2001 – mengatakan terlalu sensitif untuk membangun sebuah kompleks Islam sedemikian dekatnya dengan “Ground Zero”.
Rencana awal pembangunan pusat komunitas tersebut – yang disebut “Park 51” – akhirnya dibatalkan. Tetapi sebuah rencana baru kini juga memicu tentangan, meskipun rinciannya masih belum diumumkan.
Pamela Geller – Presiden Inisiatif Pertahanan Kebebasan Amerika mengatakan, “Jujur saja apa yang kita butuhkan adalah keterusterangan tentang doktrin jihad dan pelaku jihad. Apakah museum ini akan menunjukkan tentang perang jihad selama 1.400 tahun, pembagian tanah, pemusnahan kebudayaan dan perbudakan? Saya kira tidak! Saya kira ini akan menutupi hal itu dan saya rasa hal ini tidak tepat di “Ground Zero”. Kita harus mengetahui rencana pembangunan itu.”
Sekelompok mahasiswa dan profesor dari Kanada yang berkunjung ke New York berkesempatan memperoleh penjelasan singkat secara eksklusif dari salah seorang pengembang di lokasi itu.
Alexandra Bain – pakar ilmu agama – yakin sejarah Islam penting bagi komunitas itu dan dunia.
“Warga Muslim sudah berada di Amerika sejak jaman perbudakan. Mereka adalah sebagian dari orang-orang pertama Amerika dan mereka tetap menjadi bagian penting kebudayaan Amerika,” kata Alexandra.
Para pengembang proyek “Muslim Center” itu belum mengungkapkan seluruh rencana atau siapa yang mendanai pembangunan itu. Tetapi mereka menegaskan bahwa lokasinya akan segera diratakan dan diatasnya akan dibangun struktur bangunan yang didedikasikan untuk mengeksplorasi Islam, serta juga seni dan kebudayaannya.