Catatan lembaga itu menunjukkan bahwa 200 warga Yarmouk mati kelaparan dan terkena penyakit. Kira-kira, ada 200.000 warga Yarmouk kala itu. Blokade berlangsung setahun silam dan makin ketat lantaran Pemerintah Suriah menempatkan pasukan loyalis rezim Presiden Bashar al-Assad. Amnesty International mengatakan, dari 200 warga Yarmouk yang tewas itu, 128 di antaranya mati kelaparan.
Loyalis Assad memblokade Yarmouk, yang mayoritas berpenduduk etnis Palestina, demi mengusir kelompok perlawanan dari wilayah itu. Rezim Assad juga "menghukum" warga Yarmouk yang dianggap memberi perlindungan kepada kelompok perlawanan. Yarmouk sejak tiga tahun silam acap menjadi pelintasan kelompok perlawanan untuk masuk ke Rusia.