KOMPAS.com - Boleh jadi Manila, ibu kota Filipina, bukan destinasi pariwisata favorit. Hitung-hitungannya dimulai dari Terminal 1 alias terminal utama, Bandar Udara Internasional Manila.
Sebagaimana warta
AFP pada Jumat (18/10/2013) yang mengutip hasil jajak pendapat laman "
The Guide to Sleeping in Airports". Laman itu bahkan sudah dua tahun berturut-turut menempatkan terminal itu sebagai terburuk di dunia. Bandara bernama Ninoy Aquino (nama ayah presiden Filipina saat ini, Benigno Aquino III), memenuhi kriteria 4C dalam survei itu yakni
comfort (kesenangan),
convenience (kenyamanan),
cleanliness (kebersihan), dan
costumer service (pelayanan pelanggan) paling buruk.
Catatan laman itu menunjukkan kalau Terminal 1 bandara tersebut amat hiruk-pikuk baik oleh calon penumpang, pengantar, pedagang, dan sebagainya. Pelayanan taksi menjadi perhatian penting. Soalnya, selain memaksa konsumen menunggu antrean taksi terlalu lama, pelayanan itu khas dengan petugas-petugasnya yang tak ramah.
Kapasitas
channelnewsasia Jewel akan menjadi sebuah lokasi bertaraf internasional sekaligus destinasi wisata gaya hidup yang khas. Tidak hanya bagi para turis internasional, juga turis domestik Singapura.
Tapi, jajak pendapat itu bak mendapat tanggapan enteng dari manajemen bandara. "Itu isu lama,"kata Manajer Terminal 1 Dante Basanta.
Catatan Dante, selanjutnya, menunjukkan kalau Terminal 1 adalah bagian paling uzur dari Bandara Ninoy Aquino. Umurnya pun relatif gaek, 32 tahun.
Lalu, kapasitas Bandara Ninoy Aquino sejatinya cuma 6,5 juta penumpang. "Kenyataannya, jumlah penumpang saat ini ada 8,1 juta orang,"kata Dante.
Sejatinya, pemerintah Filipina sudah menggelontorkan dana 2,5 miliar peso atau setara 58 juta dollar AS untuk renovasi. Pembenahan yang tengah dilakukan adalah perluasan bandara hingga mampu menampung tambahan 3 juta penumpang pada tahun mendatang.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Kondisi Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng Banten
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.