Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Filipina Mengenang Cory Aquino

Kompas.com - 01/08/2010, 13:16 WIB

MANILA, KOMPAS.com — Filipina, Minggu (1/8/2010), mengenang mendiang Corazon Aquino, yang memimpin bangsa dalam menghancurkan satu kediktatoran brutal dan kematiannya tepat setahun lalu mendorong anaknya untuk maju dalam pencalonan presiden.

Presiden Benigno Aquino memimpin keluarga dan sahabat-sahabatnya dalam satu misa khusus yang diselenggarakan bagi kepahlawanan ibunya, yang dengan ciri busana warna kuning memimpin pemberontakan people power untuk mengakhiri 20 tahun rezim Ferdinand Marcos pada 1986.

"Ini benar-benar membahagiakan bagi keluarga untuk melihat curahan dukungan terus-menerus," kata Rapa Lopa, kemenakan Aquino yang menyelenggarakan acara itu, Minggu (1/8/2010).

Sejumlah pemantau televisi ditempatkan di sekitar gedung olahraga di Manila, membawa kembali kenangan pedih ketika puluhan ribu orang berkumpul untuk memberikan penghormatan mereka, ketika Cory menyerah pada kanker usus besar pada usia 76 tahun.

Masyarakat Filipina berbondong-bondong ke satu permakaman di ibu kota, tempat Cory Aquino dimakamkan di samping makam suaminya, Benigno "Ninoy" Aquino, aktivis anti-Marcos, ayah Presiden Filipina sekarang.

Cory Aquino adalah seorang ibu rumah tangga sampai suaminya ditembak tewas oleh para pembunuh di Bandara Manila saat tiba dari AS pada 1983 untuk melanjutkan perjuangan politik menumbangkan Marcos.

Marcos telah mendeklarasikan undang-undang perang pada 1972 dan menindak semua tokoh oposisi termasuk Ninoy Aquino.

Setelah terjadi pembunuhan atas Aquino, pihak oposisi bersatu di belakang jandanya, Cory Aquino, yang pertama-tama tampak enggan untuk memimpin mereka.

Cory kemudian mencalonkan diri menjadi presiden menghadapi Marcos dalam Pemilu 1986. Kecurangan dalam pemilu yang dilakukan pengikut Marcos memicu kekuatan rakyat memberontak, yang menggulingkan Marcos dari kekuasaan dan mengangkat Cory, ibu rumah tangga, sebagai presiden.

Dalam enam tahun pemerintahannya, Cory memulihkan kembali kehidupan demokrasi dan meraih reputasi kejujuran, kesederhanaan, dan kesalehan dalam menjalankan agamanya.

Cory mengundurkan diri pada 1992, tetapi masih terus menjadi pembela antikorupsi yang blak-blakan sampai dia meninggal.

Putranya, Benigno Aquino, memanfaatkan kucuran dukungan publik untuk melancarkan kampanye yang membawanya dari politisi biasa menjadi presiden ke-15 negara kepulauan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com