Raja Abdullah mengatakan, stabilitas Mesir kini sedang diserang para "pembenci". Dia juga memperingatkan bahwa siapa saja yang mencampuri urusan dalam negeri Mesir justru akan memicu "hasutan".
Seorang analis politik dari Jordania, Saleh al-Qallab, kepada Al Arabiya mengatakan, Arab Saudi tidak akan meninggalkan militer Mesir berjuang sendiri.
"Situasi di Mesir sangat kritis dan Arab Saudi ingin menempatkan di posisi yang benar dalam sejarah," kata Al-Qallab.
Al-Qallab menambahkan, Raja Abdullah telah mengambil langkah historis dan sisi yang tepat sesuai dengan Islam.
Sedangkan seorang kolumnis Mesir, Abdul Latif Minawi, mengatakan, posisi Arab Saudi dalam menanggapi krisis Mesir adalah sebuah respons terhadap posisi Barat yang sulit dipahami.
"Jika para pemimpin Barat berencana mengulangi skenario Libya di Mesir, maka hal itu tak akan berhasil," ujar Minawi.
Minawi menambahkan, sejumlah kepentingan Barat bercampur jadi satu untuk memastikan keruntuhan Mesir.
"Posisi Saudi adalah sebuah pendirian yang sangat memahami kepentingan regional," tambah Menawi.
Pernyataan Raja Abdullah itu muncul setelah sejumlah negara Barat dan Turki mengancam untuk membekukan hubungan dengan Mesir terkait kekerasan terhadap para pendukung Muhammad Mursi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.