Rudd meraih kemenangan meyakinkan dengan 57 suara dari total 102 anggota parlemen yang memilih. Kemenangan ini mengantarkan Rudd menduduki kursi lamanya yang "dirampas" Gillard tiga tahun lalu, Juni 2010.
Jika dapat meraih dukungan parlemen, maka politisi yang fasih berbahasa Mandarin ini akan dilantik menjadi Perdana Menteri Australia dalam sesi terakhir parlemen besok. Saat ini Partai Buruh memiliki 71 kursi dan membutuhkan dukungan dari empat anggota independen parlemen dan satu anggota dari Partai Hijau.
Bila lima anggota parlemen ini menolak mendukung Rudd, pemilu awal dapat saja digelar paling cepat pada bulan Agustus mendatang. Sampai berita ini dilaporkan, satu anggota parlemen independen, Andrew Wilkie, telah menyatakan dukungannya kepada Rudd. Sementara itu, yang lain belum menentukan sikap.
Sesuai dengan janji yang diikrarkan Gillard dan Rudd, yang kalah akan mengundurkan diri dari dunia politik. Gillard memberi sinyal bahwa dia akan menepati janji.
Ketegangan di ALP antara Gillard dan Rudd terjadi sejak Gillard mendepak Rudd dalam "kudeta internal partai" pada 2010. Alasan yang dipakai saat itu adalah hasil survei ALP yang buruk. Ironisnya, dengan alasan yang sama, kali ini Rudd menuntaskan "balas dendamnya" terhadap mantan deputinya itu.
Kemenangan Rudd ini merupakan percobaan yang ketiga untuk merebut kembali kursi Pemimpin Partai Buruh. Sebelumnya, Rudd dikalahkan Gillard pada Februari 2012 dan menolak mencalonkan diri pada Maret lalu.
Sumber: ABC Australia dan beberapa sumber lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.