Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2020, 11:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

 

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran menyatakan, negara Barat semuanya "tidak ada yang bisa dipercaya". Namun, mereka siap bernegosiasi, kecuali dengan AS.

Pernyataan itu disampaikan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei ketika memimpin shalat Jumat, pertama kalinya dalam 8 tahun terakhir.

Dalam khotbahnya, Khamenei menyebut Presiden AS Donald Trump sebagai "badut", yang berpura-pura mendukung rakyat Iran.

Baca juga: Pemimpin Tertinggi Iran Pimpin Shalat Jumat untuk Pertama Kalinya dalam 8 Tahun

Dilansir Sky News (17/1/2020), Khamenei menuduh Washington hendak "menusuk" rakyatnya menggunakan "belati beracun".

Pemimpin tertinggi berusia 80 tahun itu juga memuji serangan rudal yang menghantam dua pangkalan AS dan sekutunya di Irak.

Serangan tersebut merupakan balasan setelah komandan Pasukan Quds, Mayor Jenderal Qasem Soleimani, tewas di Baghdad pada 3 Januari 2020.

Pentagon mengakui bahwa 11 tentara terluka di Pangkalan Ain al-Assad, setelah sebelumnya Trump menyebut tidak ada yang cedera.

Khamenei juga mengomentari aksi protes yang dilakukan warganya, menyusul terlambat mereka soal jatuhnya pesawat Ukraina.

Pesawat Ukraine International Airlines jenis Boeing 737 jatuh sesaat setelah lepas landas, dengan 176 orang di dalamnya tewas.

Teheran yang awalnya membantah menjatuhkannya, akhirnya mengakui setelah salah mengiranya sebagai pesawat AS.

Khamenei menyatakan, jatuhnya pesawat Ukraina setelah ditembak oleh dua rudal mereka merupakan insiden yang menyedihkan.

Namun, dia menuding "musuh", dia merujuk kepada AS, telah memanfaatkannya untuk mengaburkan fakta kematian Soleimani.

"Fakta bahwa Iran mempunyai kekuatan untuk menampar negara adidaya menunjukkan adanya kebesaran Tuhan," klaimnya.

Dia kemudian mengomentari para sekutu AS seperti Inggris, Perancis, maupun Jerman yang dia anggap "terlalu lemah untuk membuat mereka berlutut".

Khamenei menuturkan negara Barat itu sebagai "pemerintah dan pelayan AS yang hina". Meski begitu, dia siap bernegosiasi kecuali dengan Washington.

Baca juga: Meski Iran-AS Mereda, Ekonomi Global Masih Diselimuti Ketidakpastian

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com