Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Tak Berniat Melanjutkan Perundingan Nuklir dengan AS, Kecuali..

Kompas.com - 07/10/2019, 08:56 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara mengatakan tidak memiliki niat untuk melanjutkan perundingan nuklir apabila Amerika Serikat tidak mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri permusuhan.

Pernyataan itu disampaikan Pyongyang menyusul perundingan tingkat kerja dengan Washington di Swedia yang berakhir tanpa hasil.

Pertemuan tersebut digelar setelah kebuntuan selama berbulan-bulan dalam masalah perundingan nuklir sejak pertemuan antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan Presiden Donald Trump di Vietnam, Februari lalu.

Pertemuan juga digelar setelah Pyongyang kembali melakukan uji coba rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selamnya pada Rabu (2/10/2019).

Baca juga: Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Kapal Selam Terbaru

Pihak Korea Utara meninggalkan perundingan di Swedia setelah merasa kecewa dengan kurangnya solusi "baru dan kreatif" yang ditawarkan AS.

Washington tetap bersikeras agar pertemuan kembali dilakukan dalam dua minggu mendatang. Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan klaim tentang pertemuan lain "tidak berdasar".

"Kami tidak memiliki niat untuk mengadakan perundingan yang memuakkan seperti apa yang terjadi saat ini, sebelum AS mengambil langkah besar dalam melakukan penarikan penuh atas kebijakannya yang bermusuhan terhadap DPRK," katanya juru bicara menggunakan akronim dari nama resmi Korut.

Dalam pernyataan yang disampaikan kantor berita utama Korea Utara, KCNA, juru bicara itu memperingatkan bahwa "transaksi" kedua pihak kemungkinan akan berakhir jika AS tetap berpegang pada buku pedomannya yang lama.

"Nasib dialog DPRK dengan AS di masa depan tergantung pada sikap AS dan akhir tahun ini adalah batas waktunya," lanjut pernyataan Korea Utara, dikutip AFP.

Baca juga: Meski Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik, Trump Ingin Perundingan Jalan Terus

Dalam pertemuan di Stockholm, negosiator Korea Utara, Kim Myong Gil, menyalahkan AS karena tidak meninggalkan "sikap lama" mereka yang telah menyebabkan pembicaraan berakhir tanpa hasil.

Namun Washington, sebaliknya menyebut pembicaraan dengan wakil Korea Utara tersebut sebagai "diskusi yang baik". AS menilai komentar oleh pihak Korut tidak mencerminkan konten maupun semangat diskusi kedua pihak yang berlangsung selama lebih dari delapan jam tersebut.

AS pun menerima undangan tuan rumah Swedia untuk kembali melanjutkan pembicaraan dengan Korea Utara dalam waktu dua pekan ke depan, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus.

Ortagus menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa AS telah melakukan peninjauan awal terhadap sejumlah inisiatif baru yang akan memungkinkan kemajuan pada pernyataan yang dicapai di Singapura pada KTT Trump-Kim pertama tahun lalu.

Baca juga: Korut 3 Kali Uji Coba Senjata, Begini Tanggapan dari Presiden Trump

Sebelumnya, pada Rabu (2/10/2019), Korea Utara telah mengklaim keberhasilan dalam memasuki fase baru kemampuan pertahanan negara mereka, setelah berhasil melakukan uji coba peluncuran rudal balistik dari kapal selam.

Upaya uji coba tersebut dianggap sebagai langkah paling provokatif yang dilakukan Pyongyang sejak dimulainya proses dialog perundingan nuklir dengan Washington pada tahun lalu.

Kendari demikian, Trump mengatakan bahwa pihaknya tidak melihat adanya masalah dengan serangkaian uji coba rudal jarak pendek yang dilakukan Korea Utara.

Trump juga menegaskan ikatan pribadinya dengan pemimpin Korea Utara tetap baik, meski uji coba peluncuran rudal balistik oleh Pyongyang kemungkinan dapat melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan mengadakan pembicaraan tertutup pada awal pekan depan guna membahas uji coba terbaru Korea Utara, atas permintaan Inggris, Perancis dan Jerman.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com