Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Salman Tunjuk Putranya Pangeran Abdulaziz Jadi Menteri Energi

Kompas.com - 08/09/2019, 18:56 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Reuters

RIYADH, KOMPAS.com - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz menunjuk putranya, Pangeran Abdulaziz bin Salman sebagai menteri energi, pada Minggu (8/9/2019).

Pangeran Abdulaziz menggantikan Khalid al-Falih dan menjadi anggota keluarga kerajaan Saudi pertama yang dipercaya menjabat sebagai menteri energi negara pengekspor minyak terbesar di dunia.

Pangeran Abdulaziz merupakan anggota lama delegasi Saudi untuk Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) serta memiliki pengalaman puluhan tahun di sektor perminyakan.

Abdulaziz juga disebut sebagai sosok yang membantu dalam negosiasi perjanjian antara negara OPEC dengan non-OPEC yang berlaku saat ini, di mana pasokan minyak mentah global dipangkas untuk mendukung harga dan menyeimbangkan pasar.

Baca juga: Perempuan Saudi Kini Bebas Bepergian ke Luar Negeri Tanpa Izin Wali Laki-laki

Para pejabat dan analis perminyakan Saudi memperkirakan, Abdulaziz tidak akan mengubah kebijakan minyak kerajaan maupun OPEC.

"Kebijakan minyak Saudi akan ditingkatkan dengan penunjukan Pangeran Abdulaziz, melalui penguatan kerja sama antara OPEC dan dengan non-OPEC," kata seorang pejabat Saudi kepada Reuters.

"Dia (Pangeran Abdulaziz) adalah seorang teknokrat yang sangat cakap, yang sangat menguasai industri energi," kata Helima Croft, direktur pelaksana RBC Capital Markets.

"Saya tidak berpikir akan ada perubahan besar dalam kebijakan OPEC maupun inisiatif yang lebih luas," tambahnya.

Baca juga: Arab Saudi Geser Pasar Ekspor Minyak Mentah ke China

Pangeran Abdulaziz yang berusia 59 tahun merupakan kakak tiri dari Pangeran Mahkota Mohamed bin Salman.

Sebelumnya, Abdulaziz pernah diangkat sebagai menteri negara untuk urusan energi pada 2017 dan menjadi wakil untuk menteri perminyakan sebelumnya, Ali al-Naimi.

Beberapa orang dalam industri energi Saudi mengatakan pengalaman Pangeran Abdulaziz yang panjang telah membantu mengatasi aturan tidak tertulis yang melarang penunjukan anggota kerajaan untuk menjabat menteri perminyakan di Arab Saudi.

Pandangan konvensional kerajaan Saudi menyebutkan bahwa memberikan jabatan menteri energi kepada anggota kerajaan dapat mengacaukan keseimbangan kekuatan dalam dinasti Al-Saud.

Baca juga: Raja Salman Setujui Penempatan Pasukan AS di Arab Saudi

Penunjukkan seorang pangeran sebagai menteri energi juga berisiko membuat kebijakan minyak negara sebagai sandera apabila pangeran yang dipercaya berpolitik, demikian menurut sumber dan diplomat Saudi.

Arab Saudi sebelumnya telah memiliki lima orang yang pernah menjabat sebagai menteri perminyakan sejak 1960 dan tidak satu pun dari mereka yang merupakan anggota keluarga kerajaan.

Penunjukkan Pangeran Abdulaziz sebagai menteri energi telah diumumkan dalam keputusan kerajaan yang dirilis kantor berita pemerintahan, SPA.

Bulan lalu, Riyadh telah membentuk sebuah kementerian urusan indistri dan sumber daya mineral yang terpisah dari kementerian energi yang sangat besar dalam kerajaan.

Baca juga: Ada Bukti Putra Mahkota Saudi MBS Terlibat Pembunuhan Khashoggi

Sementara mantan menteri pertanian Saudi, Falih sebelumnya telah mengawasi lebih dari setengah ekonomi negaranya melalui super-kemenrerian, yang diciptakan pada 2016 untuk membantu merampingkan reformasi baru.

Falih juga telah dilepaskan dari jabatannya sebagai ketua Aramco dan posisinya digantikan Yasser al-Rumayyan, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala dana kekayaan berdaulat PIF.

Arab Saudi telah memompa kurang dari 10 juta barel minyak mentah per hari untuk sebagian besar 2019, di bawah target produksi OPEC.

Falih telah membantu menengahi kesepakatan dengan produsen non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia, muncul sebagai wajah utama OPEC dan diplomasi minyak kerajaan selama tiga tahun terakhir.

Baca juga: Bahas Situasi Yaman, Putra Mahkota Abu Dhabi Temui Raja Salman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com