Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Yakin Korea Selatan dan Korea Utara Bakal Bersatu

Kompas.com - 26/08/2019, 23:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengungkapkan keyakinannya di masa depan, Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) bakal bersatu.

Pernyataan itu disampaikan Megawati saat berbincang dengan awak media usai tiba di Seoul, ibu kota Korsel, pada Senin malam waktu setempat (26/8/2019).

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) itu hadir sebagai salah satu pembicara utama dalam agenda DMZ International Forum on the Peace Economy 28-29 Agustus mendatang.

Baca juga: Jadi Ketum Parpol Terlama Setelah Megawati, Ini Kata Muhaimin

Megawati menuturkan, dirinya "langganan" bila ada pertemuan atau konferensi mengenai perdamaian di Korea tak hanya karena berasal dari Indonesia.

Terlebih, dia merupakan putri Bung Karno, proklamator RI yang berhubungan baik dengan para pemimpin dari Korea Utara maupun Korea Selatan.

Bung Karno mengenal mendiang Kim Il Sung, pendiri Korut sekaligus kakek dari pemimpin saat ini, Kim Jong Un. Sementara Megawati kenal ayah Kim, Kim Jong Il.

Perempuan berusia 72 tahun itu mengatakan, dia sudah berkali-kali bertemu dengan pemimpin dua Korea. Dari perbincangan, dia tahu dua negara ingin merekatkan hubungan setelah "terpisah".

Dia menjelaskan sudah menyampaikan formulasi baik kepada Kim Jong Il maupun Presiden Korsel saat itu, Roh Mo Hyun, di mana dia melihat sudah ada perkembangan.

"Tetapi kita melihat sendiri bahwa ada dinamika dalam politik," ujarnya. Keinginan kuat untuk melakukan reunifikasi masih kuat dan seperti mendapat sambutan di era Kim Jong Un.

Megawati mengaku dia diminta kembali untuk membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi di dua negara yang terpisah zona demiliterisasi.

Dia menjelaskan dalam pandangannya, dia meminta untuk tidak menyerah karena tak hanya persoalan politik. Tapi dia menganggap masalah kekeluargaan yang terpecah akibat politik.

"Sehingga tentunya, saya sangat yakin mereka akan menjadi satu negara kembali," ujar Megawati. Dia mengaku sudah meminta agar apa pun kondisinya, tak ada yang menyerah untuk perjuangan ke arah perdamaian dua negara.

Presiden RI periode 2001-2004 itu melanjutkan, jika nanti bersatu, ada kemungkinan satu negara dua sistem, dan merujuk kepada sejarah bersatunya Jerman.

Sebagai informasi, reunifikasi Jerman berlangsung pada 3 Oktober 1990, ketika Republik Demokratis Jerman atau Jerman Timur, digabungkan ke Republik Federal Jerman, atau Jerman Barat.

Selepas pemilu pertama Jerman Timur 18 Maret 1990, perundingan antara Jerman Barat dan Jerman Timur selesai dalam satu kesepakatan. Kini, Jerman yang bersatu menjadi anggota Uni Eropa dan NATO.

Dalam agenda DMZ International, Megawati menjadi pembicara bersama mantan Kanselir Jerman Gerhard Schroder, eks Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama.

Kemudian presiden pertama Mongolia Punsalmaagiin Ochirbat, serta beberapa tokoh penting dunia yang berasal dari Rusia, Amerika Serikat (AS), dan Norwegia.

Baca juga: Inilah Peluncur Roket Super Besar yang Diuji Coba oleh Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com