Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kim Jong Un Sangat Puas dengan Uji Coba Rudal Keenam Korea Utara

Kompas.com - 18/08/2019, 10:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

PYONGYANG, KOMPAS.com - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un "sangat puas" atas "kesuksesan luar biasa" uji coba rudal keenam yang terjadi pada Jumat (16/8/2019).

Dalam foto yang dirlis, nampak Kim tersenyum lebar dengan para pejabat militer senior Korut yang mengelilinginya tertawa, bertepuk tangan, dan menunjuk layar monitor.

Sementara di saat bersamaan, KCNA dikutip Sky News Sabtu (17/8/2019) merilis foto rudal yang merupakan uji coba keenam Korea Utara sejak Juli lalu.

Baca juga: Trump Klaim Pertemuan dengan Kim Jong Un Terjadi Berkat Twitter

Analis menyatakan peluncuran itu merupakan bentuk tekanan kepada Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) yang melakukan latihan perang gabungan.

Dalam pemberitaan KCNA, Kim Jong Un menyatakan rasio kesuksesan militer yang misterius dan fantastis membuat negara lain tidak akan berani memprovokasi.

"Beliau berkata semua harus memahami bahwa uji coba itu merupakan rencana inti partai, dan tekad besar untuk membangun kekuatan pasukan yang hebat," ulas media pemerintah itu.

Kekuatan militer itu bakal membuat musuh takut dan tidak berani melawan mereka serta takluk di hadapan setiap senjata yang diciptakan secara mandiri.

KCNA tidak membeberkan senjata seperti apa yang diluncurkan oleh Pyongyang pada Jumat. Namun dari pemberitaan kepuasan Kim, nampak bahwa peluncuran itu sukses.

Dalam pernyataannya, Korsel menuturkan negara tetangganya itu menembakkan dua proyektil yang terbang sejauh 230 km sebelum jatuh ke Laut Timur, atau Laut Jepang.

Utusan AS untuk Korut Stephen Biegun direncanakan berkunjung ke Jepang dan Korsel untuk berdialog. Dimulai dengan Jepang Senin (19/8/2019), dan Seoul Selasa (20/8/2019).

Washington ingin memajukan "denuklirisasi yang terverifikasi". Namun dalam keterangan selepas uji coba, Korut menyatakan menolak untuk berdialog dengan Korsel.

Penyebabnya adalah keputusan Presiden Korsel Moon Jae-in yang tetap melanjutkan latihan perang gabungan meski berambisi menyatukan Korea pada 2045 mendatang.

Adapun AS dan Korsel memang sepakat melanjutkan agenda latihan. Namun mereka menekankan hanya pada simulasi komputer, bukan penempatan pasukan darat.

Selama ini pemerintahan Kim Jong Un begitu gusar dan terus melakukan protes ketika negara tetangganya itu berlatih karena menganggapnya persiapan melaksanakan invasi.

Kim dan Presiden AS Donald Trump sudah bertemu tiga kali sejak tahun lalu untuk membahas denuklirisasi. Namun belum ada perkembangan berarti yang dibuat.

Adapun res tersebut terjadi pada peringatan 74 tahun terbebasnya Korea dari pendudukan Jepang yang terjadi di tengah berakhirnya Perang Dunia II.

Baca juga: Kim Jong Un Pakai Jam Tangan Rp 171 Juta saat Awasi Peluncuran Rudal Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com