EL PASO, KOMPAS.com - Pelaku penembakan massal Texas yang bernama Patrick Crusius dilaporkan di sel penjara yang terpisah dengan narapidana (napi) lain.
Sebabnya berdasarkan ucapan juru bicara Sheriff El Paso County Chris Acosta, penjara tempat Crusius melakukan aksinya kebanyakan dihuni oleh tahanan Hispanik.
Adapun saat melakukan aksinya 3 Agustus lalu, pemuda 21 tahun itu sengaja menargetkan orang Meksiko dalam penembakan massal, dilansir New York Post Selasa (13/8/2019).
Baca juga: Jadi Target Penembakan Massal, Warga El Paso Ramai Ikut Latihan Menembak
Acots menerangkan, Crusius yang merupakan pemuda kulit putih tidak berada dalam pengawasan terkait bunuh diri. Namun, dia tetap diperlakukan terpisah.
"Dia diawasi sama seperti napi yang lain sesuai dengan Pedoman Komisi Penjara Negara Bagian Texas," kata Acosta. Tidak dijelaskan sampai berapa lama dia diperlakukan seperti itu.
Kantor Jaksa AS menyatakan, Crusius dijerat dengan pasal rasialis dan terorisme domestik setelah dia mengunggah manifesto soal "invasi" Hispanik ke Texas.
Dia dituduh telah menewaskan 22 orang dan melukai 25 orang lainnya ketika menyerang Walmart El Paso yang saat itu tengah didatangi sekitar 3.000 pengunjung.
Detektif Adrian Garcia mengatakan, Crusius langsung menyerahkan kepada polisi setelah melakukan aksinya sambil membawa senapan serbu berjenis AK-47.
Dalam keterangan tertulisnya, Garcia menjelaskan bahwa mobil yang dikendarai Crusius berhenti di persimpangan dan dia keluar. "Dia berteriak 'saya penembaknya'," ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.