Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump: Tersangka Penembakan Massal AS adalah Orang Sakit Jiwa

Kompas.com - 05/08/2019, 13:40 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut dua tersangka penembakan massal yang terjadi pada akhir pekan lalu adalah sosok sakit jiwa.

Dia menanggapi insiden penembakan massal yang terjadi kurang dari 24 jam di Texas dan Ohio dengan berakibat 29 korban tewas dan menjadi peristiwa ke-251 sepanjang 2019.

Baca juga: Ini 5 Fakta Insiden Penembakan Massal di Texas dan Ohio

"Ini adalah masalah kejiwaan jika Anda bisa melihatnya. Ini adalah penyakit jiwa. Para tersangka penembakan massal adalah orang yang sakit jiwa," kata Trump.

Kepada awal media dilansir AFP Sabtu (4/8/2019), presiden 73 tahun itu menuturkan kejadian penembakan massal itu sudah berlangsung bertahun-tahun dan harus dihentikan.

Para pengkritik menyebut berbagai komentar xenofobia Trump kepada politisi kulit hitam dan keturunan migran memberikan atmosfer bagi terjadinya penembakan.

"Kebencian tidak mempunyai tempat di negeri ini dan kami akan segera menanganinya," kata Trump yang didampingi Ibu Negara Melania selepas lawatan ke New Jersey.

Trump yang disebut bakal memberikan pidato pada Senin waktu setempt (5/8/2019) menuturkan dia sudah berbicara dengan Jaksa Agung Bill Barr dan Direktur FBI Christopher Wray pasca-insiden.

Tersangka penembakan massal di Walmart El Paso diketahui menuliskan sebuah manifesto yang menyatakan dia melakukan aksinya karena "invasi" Hispanik di Texas.

Selain itu, dia juga memuji teroris penembakan massal yang terjadi di masjid Christchurch, Selandia Baru, di mana 51 jemaah tewas ketika melaksanakan Shalat Jumat Maret lalu.

Alih-alih tertarik pada motivasi yang dibuat oleh pelaku, Trump mengatakan bahwa dua tersangka yang diketahui berusia 20-an itu menderita sakit jiwa.

Presiden ke-45 AS itu menjelaskan mereka sudah berdiskusi dengan banyak pihak dan bekerja keras untuk menghasilkan berbagai kebijakan yang positif.

"Kami sudah melakukan lebih banyak dari pemerintahan terdahulu dan mungkin tidak banyak diperbincangkan orang. Namun kami sudah melakukan banyak hal," katanya.

Baca juga: Berikut 10 Penembakan Massal Paling Mematikan dalam Sejarah AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com