HAVANA, KOMPAS.com - Enam bulan sejak dibukanya akses internet secara penuh untuk pengguna ponsel di Kuba, warga justru frustasi karena biaya yang mahal namun dengan akses lambat dan banyaknya sensor pemerintah.
Kini ratusan pengguna internet telah bergabung dalam kampanye melalui Twitter untuk mendesak pemerintah menyediakan layanan internet yang layak, dimulai dari harga yang lebih murah.
"Kami lapar, lapar akan informasi, lapar untuk berselancar di dunia maya, haus akan pengetahuan dan kebebasan intelektual," tulis salah seorang pengguna internet, dikutip AFP.
Sementara, pengguna lain menuding pemerintah telekomunikasi milik negara Etecsa telah memata-matai populasi.
Baca juga: Akhirnya, Warga Kuba Bisa Akses Internet dari Ponsel Mereka
Biaya paket internet di Kuba saat ini masih tergolong mahal bagi masyarakat Kuba yang merupakan salah satu masyarakat dengan daya beli terendah di benua Amerika.
"Daya beli masyarakat Kuba termasuk salah satu yang terendah di benua Amerika, dengan upah minimum, namun akses ke internet tidak murah," ujar pengamat teknologi Norges Rodriguez.
Harga paket internet seluler di Kuba untuk 600 MB adalah sebesar 7 dollar AS atau sekitar Rp 99.000, hingga 30 dollar AS (sekitar Rp 427.000) untuk 4 GB.
Tingkat harga itu tak terjangkau untuk sebagian besar rakyat Kuba yang hidup dengan upah sekitar 30 dollar AS per bulan.
Sementara untuk sambungan internet rumah, penyerapannya terbilang sangat rendah, dengan hanya ada 79.000 rumah yang telah terdaftar dari 11,2 juta populasi.
"Jika Anda ingin terhubung ke internet di rumah selama 24 jam sehari tujuh hari seminggu, maka Anda harus membayar hingga 800 dollar AS (sekitar Rp 11 juta) per bulan."
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan