Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Pasar yang Ramai Dikunjungi Pengungsi Berduit di Suriah

Kompas.com - 31/03/2019, 19:55 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

AL-HOL, KOMPAS.com - Buah-buahan segar, minuman spda, dan pewarna rambut memenuhi sebuah pasar di Al-Hol, sebuah kamp pengungsian di Suriah.

Kios-kios pakaian nampak menumpuk dagangannya dengan syal warna-warni di sisi jalan berlumpur.

Ada juga wadah plastik dengan isian jeruk yang warnanya bersinar, tomat segar, dan terong besar mengkilap.

Baca juga: Puluhan WNI Ditemukan di Kamp Penampung Mantan Anggota ISIS di Suriah

Sementara anak-anak mengerumuni sekitar mesin pembuatan minuman es slushie dan es krim. Seorang anak perempuan terlihat menatap kue warna-warni yang ditelakkan berderet.

Seperti diketahui, lebih dari 70.000 orang, yang sebagian besar melarikan diri dari wilayah kekuasaan ISIS, memenuhi kamp pengungsi yang penuh sesak.

Mereka termasuk lebih dari 9.000 orang asing yang berada tempat pengungsian, di bawah pengawasan pasukan Kurdi.

Laporan AFP menyebutkan, eluarga yang beruntung karena memiliki uang dapat mendirikan tenda sendiri, sementara mereka yang kesulitan harus berdesak-desakan.

Warga Suriah dan Irak nampak berjalan bebas melewati pasar, yang letaknya di jantung kamp. Tetapi orang asing yang dianggap sebagai ancaman keamanan berjalan dengan disertai pengawalan.

Beberapa penghuni kamp pengungsi memiliki cukup uang untuk membeli pakaian, buah-buahan, dan sayuran.

Lainnya harus mengantre berjam-jam untuk mendapat bantuan dan pembagian makanan.

"Ada banyak orang yang membeli, tetapi ada juga orang yang merasa sulit karena mereka tidak mampu," kata Salam, seorang tukang roti.

Aroma kue-kue yang baru dipanggang berembus dari oven batu di dalam Nour Bakery, tempanya bekerja.

Baca juga: Jadi Pengantin ISIS di Suriah, Mantan Tentara Irlandia Ingin Pulang

Dia meletakkan nampan kayu panjang yang membawa adonan rata dengan daging cincang di atas oven.

Salam merupakan warga Irak berusia 24 tahun yang telah tinggal di kamp selama lebih dari setahun.

Dia berpenghasilan sekitar empat dollar sehari. Uang itu digunakan untuk menyokong kehidupan orangtua dan enam adik kandungnya.

Kurang gizi

Sementara itu, di area lain di pasar, seorang perempuan mengerubuti depan kios yang menjual pewarna rambut dan pernak-pernik lainnya.

Di dekatnya, ada kios penjual parfum yang juga dibanjiri pembeli. Domba-domba juga diperdagangkan di pasar tersebut.

Dua tukang daging tampak menguliti potongan daging yang tergantung di pengait.

Terlepas dari pasar yang semarak, kamp tersebut telah digambarkan oleh penduduk dan organisasi internasional sebagai "neraka", kekurangan kebutuhan dasar dan fasilitas medis.

Menurut Save the Children, sekitar 30 persen anak-anak di bawah usia lima tahun yang diperiksa di kamp sejak awal Februari lalu menderita kekurangan gizi akut.

Baca juga: ISIS Ditaklukkan, Akankah Suriah Diterima Kembali di Liga Arab?

Program Pangan Dunia (WFP) telah mencatat beberapa kasus dehidrasi dan diare.

"Kebutuhan di kamp sangat besar," kata Amjad Yamin, juru bicara Save the Children.

Di sisi lain, hanya beberapa langkah dari pasar, kemiskinan dapat terlihat. Para perempuan antre di barisan yang tak berujung di depan gudang WFP, menunggu jatah makanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com