Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan WNI Ditemukan di Kamp Penampung Mantan Anggota ISIS di Suriah

Kompas.com - 28/03/2019, 16:08 WIB
Ervan Hardoko

Editor

DAMASKUS, KOMPAS.com - Puluhan warga Indonesia yang ditemukan di antara ribuan petempur asing ISIS menyatakan ingin kembali ke Indonesia.

Di antara mereka terdapat puluhan anak dan perempuan, yang saat ini berada di kamp pengungsi di Al-Hol, Suriah timur.

Mereka sebelumnya berada di Baghouz, kantong terakhir kelompok ISIS, yang direbut Pasukan Demokratis Suriah  (SDF) yang dimotori etnis Kurdi.

Baca juga: Menteri Denmark: Anggota Asing ISIS Lebih Baik Mati dalam Pertempuran

Salah seorang warga Indonesia, Maryam mengaku berasal dari Bandung, Jawa Barat. Dia menyatakan "ingin pulang ke Indonesia."

Bersama empat anaknya, Maryam ditemui di Al-Hol pada pekan pertama bulan Maret oleh Afshin Ismaeli, seorang wartawan lepas.

"Saya dengan empat anak dan keluar dari Baghouz...kami ingin pulang ke negara asal kami, ke Indonesia," kata Maryam dalam rekaman video yang dibuat Afsin.

"Kondisi di kamp itu sangat buruk dan memprihatinkan. Tidak cukup untuk menampung ribuan orang, tidak ada bantuan. Ada yang membagi makanan tapi tak cukup untuk semua," Afshin mengatakan kepada BBC Indonesia.

Warga Indonesia yang ditemui Afshin baru keluar dari Baghouz, namun ia mengatakan banyak pengungsi yang telah bertahun-tahun tinggal di kamp itu.

Pasukan SDF yang didukung Amerika Serikat dilaporkan telah menahan lebih dari 5.000 milisi asal Suriah dan mancanegara sejak Januari lalu.

Mereka ditempatkan di berbagai penjara, sementara perempuan dan anak-anak ditempatkan di kamp pengungsi.

Menurut salah seorang pejabat Kurdi seperti dikutip kantor berita AFP, lebih dari 9.000 keluarga anggota ISIS yang berasal dari luar negeri ditampung di kamp Al-Hol.

Kamp ini dibangun untuk sekitar 20.000 orang, namun saat ini disesaki lebih dari 70.000 orang.

Pejabat Kurdi, Abdul Karim Omar, mengatakan kepada wartawan BBC, Aleem Maqbool, dirinya sangat kecewa dengan dunia internasional karena merasa dibiarkan untuk menangani para petempur ISIS.

Abdul Karim mengatakan, pihaknya kewalahan menampung para milisi yang ditahan ini.

Dia mengaku sangat kecewa atas langkah sejumlah negara yang mencabut kewarganegaraan warga yang bergabung dengan ISIS.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com