Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2019, 14:07 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP

SAO PAULO, KOMPAS.com - Mantan presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva kembali ke penjara pada Sabtu (2/3/2019), setelah diizinkan menghadiri pemakaman cucunya.

Sang cucu bernama Arthur Araujo Lula da Silva diketahui meninggal secara mendadak karena penyakit meningitis pada usia 7 tahun.

Arthur pernah mengunjungi kakeknya di penjara sebanyak dua kali. Dia menghembuskan napas terakhirnya pada Jumat lalu di RS Sao Paulo.

Baca juga: Wapres Brasil Tolak Invasi AS terhadap Venezuela dari Wilayah Negaranya

Diwartakan AFP, pemimpin sayap kiri itu pada Sabtu pagi keluar dari selnya di Curitiba dan kemudian menumpang pesawat kecil ke Sao Paulo sejauh 400 km.

Lula menjalani dua hukuman 12 tahun penjara secara bersamaan atas kasus korupsi.

Sampai di pemakaman  Jardim da Colina, di Sao Bernardo do Campo, pinggiran Sao Paulo, sambutan hangat diterima Lula dengan banyak pendukung meneriakkan "Bebaskan Lula" dan "Lula, prajurit untuk rakyat Brasil".

Puluhan polisi militer bersenjata menjaga kawasan tersebut, sementara sekitar 500 pendukungnya di pemakaman, termasuk mantan presiden Brasil Lula Dilma Rousseff. Presiden Venezuela Nicolas Maduro dilaporkan hadir dalam pemakaman itu.

Di ruang krematorium, Lula memberikan sambutan singkat untuk menghormati kematian cucunya.

Dua jam kemudian, dia meninggalkan lokasi sambil melambaikan tangan sebentar kepada para pedukungnya. Dia segera bergegas pergi bersama polisi militer untuk kembali ke selnya.

Secara total, dia meninggalkan penjara selama 9 jam.

Sebelumnya, pengadilan federal memutuskan pada Jumat malam untuk mengizinkan pria berusia 73 tahun itu menghadiri upacara pemakaman cucunya.

Baca juga: Setelah Brasil, Maduro Pertimbangkan Tutup Perbatasan Kolombia demi Cegah Bantuan Masuk

"Dia menangis beberapa kali dan kami berusaha menghiburnya," kata pemimpin Partai Buruh Gleisi Hoffmann.

Lula merupakan presiden Brasil yang memimpin pada 2003-2010. Dia secara konsisten menyangkal tudingan korupsi yang membuatnya harus dipenjara.

Dia mengaku menjadi korban dari intrik politik di Brasil.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com