Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Antusias Pilih Presiden, WNI di Singapura Masih Bingung soal Caleg

Kompas.com - 03/03/2019, 11:07 WIB
Ericssen,
Veronika Yasinta

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Warga negara Indonesia di Singapura antusias menghadiri acara “Sosialisasi Pemilu 2019: Menjadi Pemilih di Tanah Rantau” yang diselenggarakan oleh Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Singapura, Sabtu sore (2/3/2019) di KBRI Singapura

Ketika Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menanyakan berapa pasang dan siapa nama capres-cawapres yang berlaga di kontestasi Pemilihan Presiden (pilpres), WNI yang berkumpul segera mengacungkan tangannya untuk menjawab pertanyaan.

Namun, lain cerita ketika ditanya mengenai nama partai-partai peserta Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 beserta nama caleg yang akan memperebutkan 7 kursi daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta II yang mencakup Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Luar Negeri.

Baca juga: Mahathir Kesal Singapura Impor Air dari Malaysia dengan Harga Murah

Banyak hadirin yang menunjukan wajah kebingungan. Tidak sedikit yang menjawab tidak tahu sama sekali. Seorang WNI mengatakan mencoba mencari informasi tersebut secara online, namun tidak dapat menemukannya.

Ketua KPU mengingatkan agar WNI di Singapura tidak lupa bahwa selain capres-cawapres, ada juga nama caleg yang akan dicoblos di hari pemilihan. Arief kemudian menunjukan informasi caleg dapat diakses situs resmi KPU atau PPLN Singapura.

Ketua PPLN Singapura David Seragih memberitahu agar warga yang belum terdaftar segera mendaftarkan diri.

David juga menggarisbawahi, proses pendaftaran gratis tanpa dipungut biaya apapun sebab selama ini muncul hoaks di komunitas diaspora Indonesia di Singapura mengenai biaya tertentu yang dikenakan untuk mengikuti pemilu.

Sosialiasi ini diikuti dialog kebangsaan menghadirkan dua akademisi Sulfikar Amir dari Nanyang Technological University (NTU) dan Syafiq Hasyim dari Rajaratnam School of International Studies (RSIS).

Sulfikar memuji pelaksanaan pemilu di Indonesia yang selalu berjalan damai tanpa pertumpahan darah seperti yang kerap terjadi di negara-negara tetangga lain, misal Filipina.

Sementara, Syaiq mengimbau agar pemilih tidak mengorbankan persaudaraan ataupun persahabatan yang sudah terjalin selama ini hanya karena beda pilihan.

Pemungutan suara pemilu  akan digelar lebih awal pada 14 April 2019 di Singapura untuk mengakomodasi WNI terutama buruh migran yang harus bekerja Senin sampai Sabtu.

Selain memilih di TPS di KBRI Singapura, WNI juga diberi opsi untuk memilih lewat jalur pos atau postal ballot.

Duta Besar Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya menyampaikan, TPS akan dibuka dari pukul 08.00-18.00 waktu setempat.

Untuk mengantisipasi kecurangan pemilu dan menjaga keamanan data, Ngurah mengatakan PPLN Singapura menerapkan teknologi barcode untuk mencegah kecurangan.

Proses pencoblosan agar berjalan efisien, WNI dapat melakukan registrasi online pada situs PPLN Singapura dengan menggunakan barcode.

Baca juga: Singapura Bakal Memesan Empat Unit Jet Tempur F-35 dari AS

 

Teknologi ini memastikan surat suara yang diberikan kepada masing-masing calon pemilih diterima oleh orang yang berhak untuk menghindari penyalahgunaan surat suara.

Ikut hadir di acara tersebut seperti pengurus Forum Komunikasi Masyarakat Indonesia di Singapura (FKMIS), perwakilan organisasi-organisasi diaspora serta PPLN dari Penang, Kuala Lumpur, Johor Bahru, Kota Kinabalu, Kuching, Perth, Bandar Seri Begawan dan kota-kota lainnya.

Di sela-sela acara, suasana gembira melingkupi para peserta ketika ketika lagu "Selamat Ulang Tahun" dinyanyikan untuk Ketua KPU Arief yang merayakan hari ulang tahunnya yang ke-45.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com