Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Kesal Singapura Impor Air dari Malaysia dengan Harga Murah

Kompas.com - 01/03/2019, 12:36 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mendesak agar pemerintah negara bagian Johor untuk menekan Singapura soal perjanjian impor air.

Mahathir berharap pemerintah bisa mendulang pendapatan lebih tinggi dari kesepakatan tersebut.

Dia menilai, Johor memiliki beruntung karena berada tepat di sebelah Singapura, namun justru tidak memanfaatkannya secara penuh.

Baca juga: Mahathir Peringatkan akan Adanya Intervensi Asing di ASEAN

Pria berusia 93 tahun itu menilai sangat tidak masuk akal negara kaya seperti Singapura masih mengimpor air dari Malaysia dengan harga murah.

Sebagai informasi, Singapura membeli air baku dari Malaysia senilai 3 sen per 1.000 galon.

"Singapura berkembang pesat karena kami telah memasok mereka dengan air, tetapi saya mendapati pejabat Johor jarang membicarakannya," ucapnya, seperti dikutip dari Straits Times, Kamis (28/2/2019).

"Orang kaya bergantung pada orang miskin? Ini bukan saja tidak logis tetapi juga secara moral salah. Kami harus menekankan masalah ini," katanya.

Mahathir menguraikan, Singapura tidak hanya bergantung air pada Johor, tapi juga listrik, sehingga menjadi peluang mendapatkan keuntungan jika dikelola dengan baik.

"Namun sekarang, sejak 1926, kami menjual air ke Singapura dengan harga tiga sen untuk 1.000 galon dan bukan liter," ucapnya.

Kesepakatan Air 1962 antara kedua negara berakhir pada 2061. Sementara Singapura berhak mengambil air baku hingga 250 juta galon per hari (mgd) dari Sungai Johor.

Di sisi lain, Johor berhak membeli lima mgd air olahan dari Singapura dengan harga 50 sen per 1.000 galon.

Baca juga: 60 Proyek Baru Diprediksi Dongkrak Harga Rumah di Singapura

Singapura mengklaim harga tersebut sudah sangat disubsidi dan di bawah biaya pengolahan air.

Sebelumnya, pada Agustus 2018, Mahathir pernah berniat untuk menaikkan harga air baku yang dijual ke Singapura hingga 1.000 persen, didorong oleh peningkatan biaya hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com