BOGOTA, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido bakal menggelar pertemuan dengan sejumlah pemimpin negara lain di Bogota, Kolombia.
Dilaporkan AFP Senin (25/2/2019), salah satu agenda pertemuan itu adalah mendiskusikan strategi mendongkel Presiden Nicolas Maduro dari kekuasaannya.
Kabar pertemuan itu muncul setelah dua orang tewas dan ratusan pendukung Guaido terluka saat bentrok dengan pasukan di tengah upaya membawa bantuan dari Kolombia dan Brasil.
Baca juga: Setelah Brasil, Maduro Pertimbangkan Tutup Perbatasan Kolombia demi Cegah Bantuan Masuk
Uni Eropa mengecam penggunaan kekerasan untuk mencegah bantuan masuk. Sementara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres berkata dia "terkejut dan sedih".
Guaido, politisi 35 tahun yang menjabat sebagai Ketua Dewan Nasional, mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara pada Januari lalu.
Setidaknya 50 negara mengakui deklarasi Guaido. Termasuk di antaranya adalah Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump.
Guaido bertolak menuju Bogota pada Minggu (24/2/2019) untuk bertemu anggota Lima Group berisi 13 anggota Amerika Latin plus Kanada.
Pertemuan untuk mencaro solusi atas krisis Venezuela tersebut juga bakal dihadiri AS dengan Gedung Putih mengirimkan Wakil Presiden Mike Pence.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berkata dia yakin masa rezim Maduro yang berkuasa sejak 2013 itu hanya tinggal "menghitung hari".
Pompeo menyalahkan kekerasan di perbatasan terjadi karena keberadaan loyalis sipil Maduro yang dipersenjatai, dikenal dengan colectivos.
"Tujuan kami hanya satu. Memastikan rakyat Venezuela mendapatkan demokrasi yang layak mereka terima," kata Pompeo kepada CNN State of the Union.