"Saya tidak bisa sekadar pergi dengan teman-teman saya. Jadi, saya beralih pada agama. Saya mempelajari apapun yang saya anggap benar," ungkapnya.
Dia kemudian memikirkan kembali perbuatannya dan mengaku apa yang sudah diperbuatnya itu adalah tindakan yang arogan.
Enam pekan lalu, dia melarikan diri dari Susa, sebuah desa tidak jauh dari Baghouz yang merupakan pertahanan terakhir ISIS.
Dia sempat menghabiskan dua malam tidur di gurun bersama anggota pelarian lain, sebelum ditangkap oleh pasukan Kurdi.
Hoda menceritakan pengalamannya dengan ISIS laksana buku. "Anda membaca satu buku dan kemudian Anda telah mengetahui segalanya," katanya.
Kini, dia mengkhawatirkan masa depan putranya, dan mengungkapkan saat ini dia tidak punya karena mulai menyuarakan sikap kontra terhadap ISIS.
"Saya pernah dicuci otak sebelumnya. Teman saya juga masih dicuci otak. Semakin saya menentang ISIS, semakin saya kehilangan teman," tukas dia.
Baca juga: Tak Menyesal Gabung ISIS, Shamima Ingin Orang Simpati dengan Nasibnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.