MANILA, KOMPAS.com - Ribuan umat Katolik dan denominasi Kristen lainnya di Filipina bersiap untuk mengggelar aksi unjuk rasa di pusat bisnis Malate, Jumat (25/1/2018).
Unjuk rasa digelar untuk memprotes Presiden Rodrigo Duterte yang sejak dilantik pada 2016 terus menerus menyerang Gereja Katolik dan perwakilannya.
Selama ini Gereja Katolik Filipina bersikap kritis terhadap perang melawan narkoba yang dikobarkan Duterte yang sejauh ini sudah menewaskan 5.000 orang.
Baca juga: Duterte Usulkan Usia Pelaku Kriminal Diturunkan Jadi 9 Tahun
Pada Juni lalu, Duterte menyebut Tuhan "bodoh" dalam pidato yang disiarkan televisi. Pernyataan itu langsung berbuah menurunnya popularitas Duterte.
Meski demikian, kemarahan rakyat tetap tak menghalangi Duterte menghasilkan berbagai retorika kontroversial.
Pada November tahun lalu, di kampung halamannya Davao City, dia menyarankan warga untuk tidak pergi ke gereja dan membayar "orang-orang bodoh itu", merujuk para rohaniwan Katolik.
Dan, pada Desember lalu, Duterte menyebut para uskup sebagai "orang bodoh tak berguna" dan mengatakan rakyat seharusnya "membunuh mereka".
Dalam wawancara dengan Al Jazeera pada 2016, Duterte (73) mengatakan, dia pernah dilecehkan secara seksual oleh seorang pastor Katolik, saat dia duduk di bangku SMA.
Lebih dari 80 persen penduduk Filipna memeluk agama Katolik. Sehingga wajar jika banyak orang merasa tersinggung dengan perkataan Duterte.
Mary John Mananzan, biarawati Benediktin yang pernah terlibat dalam perlawanan menentang diktator Ferdinand Marcos mengatakan, unjuk rasa ini disiapkan untuk membuat sebuah pernyataan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.