WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan pertemuan antara dirinya, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden China Xi Jinping.
AFP melaporkan Senin (3/12/2018), Trump menawarkan pertemuan itu untuk menghentikan apa yang dia sebut sebagai perlombaan senjata yang "tak terkendali".
Baca juga: Putin Ancam AS jika Keluar dari Perjanjian Nuklir Era Perang Dingin
Kicauan Trump di Twitter terjadi setelah Oktober lalu dia mengumumkan bakal menarik diri dari Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF).
Perjanjian yang dibuat pada 1987 antara AS dan Uni Soviet itu melarang kedua negara untuk mengembangkan rudal yang bisa menjangkau jarak 500-5.500 kilometer.
Meski rencana itu belum terealisasikan, banyak kritik bermunculan keputusan Trump bisa memicu perlombaan senjata baru dengan Rusia.
Apalagi, Trump saat itu berkoar dia bakal mengembangkan persenjataan nuklirnya hingga "semua orang bisa menggunakan akal sehat mereka".
Dalam kicauannya, presiden ke-45 AS itu yakin di masa depan, dia, Putin, dan Xi bakal duduk bersama dan membahas penghentian perlombaan senjata yang disebutnya tak terkendali itu.
"Pada 2018 ini saja, AS sudah menghabiskan anggaran pertahanan 716 miliar dollar (sekitar Rp 10.204 triliun). Gila!" kata presiden 72 tahun tersebut.
I am certain that, at some time in the future, President Xi and I, together with President Putin of Russia, will start talking about a meaningful halt to what has become a major and uncontrollable Arms Race. The U.S. spent 716 Billion Dollars this year. Crazy!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) December 3, 2018
Dalam penjelasannya kala mengumumkan bakal menarik diri dari INF, Trump menuduh Rusia telah melanggar perjanjian era Perang Dingin itu.
Trump menuduh Moskwa telah melakukan pelanggaran dengan meluncurkan rudal 9M729 yang dianggap mampu mencapai jarak lebih dari 500 kilometer.
Trump juga berujar dia berencana keluar dari INF karena kesepakatan itu juga tak mencakup China yang disebut mengembangkan rudal balistik jarak jauh.
Namun, langkah Trump yang ingin keluar dari kesepakatan INF dengan Rusia dikritik Moskwa yang menganggapnya sebagai salah satu upaya Washington untuk menjadi satu-satunya negara adikuasa di dunia.
Baca juga: AS Berniat Halangi Rusia Peroleh Resolusi PBB untuk Kesepakatan Nuklir
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.