SOCHI, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan negaranya tak bakal melakukan perlombaan senjata dengan Amerika Serikat (AS).
Putin mengatakannya setelah Presiden AS Donald Trump berencana menarik diri dari perjanjian nuklir AS dengan Rusia di era Perang Dingin.
Dalam pertemuan kabinet di Sochi, Putin berkata Kremlin masih bersedia untuk berdialog dengan AS terkait kesepakatan bernama Perjanjian Nuklir Jarak Menengah (INF) itu.
Baca juga: Putin: Jika Diserang, Rusia Bakal Gunakan Senjata Nuklir
"Namun, AS harus menangani isu ini dengan penuh tanggung jawab," ujar presiden 66 tahun itu seperti dilansir Russian Today Senin (19/11/2018).
Dia menjelaskan keputusan Washington meninggalkan perjanjian yang ditandatangani pada 8 Desember 1987 itu tidak bakal diabaikan begitu saja.
Mantan agen intelijen Uni Soviet (KGB) itu mengancam, Rusia bakal membalas jika Negara "Uncle Sam" benar-benar meninggalkan INF.
"Ini bukan ancaman kosong. Saat ini, kami punya senjata hipersonik yang bisa melampaui sistem pertahanan manapun," klaim Putin.
Perkataan presiden yang berkuasa sejak 7 Mei 2000 itu merujuk kepada rudal hipersonik Avangard yang disebut bisa menghantam target manapun dalam waktu 1,5 jam.
Dia meminta para pejabatnya, baik dari pemerintah maupun militer, untuk membuat "langkah konkret" Rusia dalam menanggapi rencana AS keluar dari INF.
Meski berujar bakal membalas, Putin menyatakan dia tidak berniat untuk memulai perlombaan senjata dengan Washington.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.